MESKI namanya kue keranjang, tetapi kue ini bentuknya tidak benar-benar seperti keranjang. Kue keranjang adalah dodol yang dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Penyajiannya itu disusun dari bawah mulai dari yang besar sampai kecil kemudian diikat dengan menggunakan tali berwarna merah.
Kue keranjang atau bahasa lainnya Nian Ghao banyak dijumpai di sepanjang Jalur Wisata Kota Tua atau Jalan Kisamaun Kota Tangerang. Biasanya, menjelang perayaan Imlek kue keranjang semakin beragam bentuknya. Kue keranjang juga merupakan makanan wajib warga etnis Tionghoa dalam merayakan Hari Raya Imlek.
Proses pengolahan untuk membuat kue keranjang membutuhkan waktu sekira 12 jam. Mulai dari mengaduk adonan hingga mengukusnya. Mengaduk adonan kue keranjang dibutuhkan sedikitnya tiga orang secara bergantian. Dengan menggunakan kuali besar, dodol yang sudah tercampur harus terus diaduk agar menjadi kental dan tidak hangus.
Di Tangerang sendiri, pembuatan kue keranjang berada di daerah Neglasari, Kota Tangerang. Rumah milik Ny. Lauw dalam satu hari bisa membuat ratusan kue keranjang. Bukan hanya itu saja, berbagai macam olahan dodol juga dibuatnya.
“Setiap Hari Raya Imlek, pesanan dodol dan kue keranjang meningkat sampai 100 persen. Ada yang beli untuk dijual lagi, bahkan untuk konsumsi sendiri,” kata Nyonya Lauw (85) pembuat dodol dan kue keranjang.