SAAT kereta lewat di depan Anda, apakah terdengar suara yang sangat bising? Bahkan cenderung membuat kuping Anda sakit kalau dibiarkan terdengar.
Makanya, banyak orangtua Anda zaman dulu mungkin sampai sekarang yang menyuruh Anda tutup kuping ketika ada kereta lewat. Kalau memang begitu, pernahkah Anda menanyakan alasannya?
Daily Mail, Kamis (23/11/2017), dalam artikel terbarunya menjelaskan bahwa kebisingan yang terlampau kencang bisa menyebabkan Anda tuli akut. Apalagi jika kebisingan yang didengar terjadi berulang kali. Ya, salah satunya mereka yang setiap hari harus mendengar suara kereta lewat.
Lebih lanjut lagi, masalah tuli juga terkait dengan durasi mendengarkan yang panjang. Jadi, pekerjaan yang melibatkan suara tinggi, atau aktivitas yang selalu berkaitan dengan suara bernada tinggi sangat berisiko terserang masalah pendengaran.
Terkait dengan mendengar bunyi kereta api secara jelas, studi menjelaskan bahwa orang bahkan harus mempertimbangkan untuk menggunakan perlindungan pendengaran saat menggunakan bus dan juga kereta api.
Dan upaya untuk mengendalikan kebisingan harus berfokus pada bahan dan peralatan yang menyediakan ruang yang lebih tenang. Pernyataan dari sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Otolaryngology - Head & Neck Surgery, juga menjelaskan bahwa suara kereta dari dalam kereta juga ternyata mampu memengaruhi risiko masalah ini.
Studi Dr. Vincent Lin, dari University of Toronto di Kanada, ini menjelaskan bahwa penelitian mengenai masalah itu adalah yang pertama dilakukan. Terlebih untuk melihat dan menghitung jumlah kebisingan yang terpapar selama perjalanan commuters sehari-hari, khususnya pada mereka yang berada di stasiun kereta.
"Kami sekarang mulai mengerti bahwa paparan kebisingan kronis yang berlebihan menyebabkan patologi sistemik yang signifikan, seperti depresi, kecemasan, peningkatan risiko penyakit kronis, dan peningkatan risiko kecelakaan," ungkap dr Lin.
Dia menambahkan, paparan suara yang pendek dan intens telah terbukti sama membahayakannya dengan paparan cahaya yang lebih lama dan kurang intens.
Kemudian, sambung Dr. Lin, pihaknya terkejut dengan pengalaman komersil pemaparan kebisingan rata-rata secara keseluruhan setiap hari, terutama intensitas kebisingan tingkat tinggi tidak hanya di kereta api tapi juga di bus.
Menurut Dr. Lin, perencana perlu lebih memperhatikan paparan kebisingan di masa depan perencanaan ruang publik dan rute transit publik. Ini demi menjaga kesehatan pengguna transportasi umum.
"Pembuat kebijakan perlu mempertimbangkan cara mengurangi paparan kebisingan sebagai tindakan pencegahan untuk risiko kesehatan di masa depan," tegasnya.
Sementara itu, tim Dr Lin pernah mengukur pemaparan kebisingan pada mobil pribadi, sepeda, atau transportasi berjalan, para peneliti menemukan bahwa kebisingan yang diciptakan kendaraan tersebut masih dalam taraf aman. Rata-rata berada dalam tingkat yang disarankan.