AGATS - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats Kabupaten Asmat masih membutuhkan dokter spesialis anak untuk menangani pasien gizi buruk pascakejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat.
"Kami belum diberikan dokter spesialis anak. Rumah Sakit Klas D paling tidak ada empat dokter spesialis dasar," kata Direktur RSUD Agats Riechard Mirino di Agats, Rabu (21/2/2018).
Riechard menjelaskan saat ini RSUD Agats baru memiliki dua dokter spesialis, yakni spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah. "Sementara Obgyn (obstetri dan ginekologi/kebidanan dan kandungan) masih kami tunggu," kata dia.
Riechard mengatakan dokter spesialis tersebut merupakan program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) dari Kementerian Kesehatan. WKDS merupakan program pengiriman dokter spesialis ke daerah-daerah terpencil yang membutuhkan berdasarkan permintaan pemerintah daerah.
"Spesialis anak ini yang kami mohon dari Kemenkes, karena banyak yang gizi buruk bayi dan balita perlu penanganan dokter spesialis anak," kata dia.
Hingga saat ini RSUD Agats masih merawat 11 pasien gizi buruk dan satu pasien campak pasca-KLB campak dan gizi buruk dicabut oleh pemerintah daerah. Pasien tersebut masih dalam tahap pemulihan sebelum dipulangkan ke kampung masing-masing.
Saat ini dokter spesialis anak yang ada di Agats merupakan tim kesehatan yang dikirim dari Jakarta, berasal dari tim Kementerian Kesehatan maupun TNI/Polri.
Hingga kini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats masih merawat 12 pasien gizi buruk dan campak pascakejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat.
"Pasca-KLB hingga saat ini jumlah gizi buruk yang kami rawat 11 orang. Masih ada pasien campak yang datang kami rawat satu orang," kata Riechard.
Riechard menjelaskan saat ini seluruh pasien campak dan gizi buruk sedang dalam masa pemulihan untuk nantinya kembali dipulangkan ke kampung masing-masing. "Banyak yang sudah dilakukan penanganan. Mereka sedang masa pemulihan, masa pemulihan itu bisa satu bulan atau lebih," kata Riechard.
Selama masa pemulihan pasien diberikan makanan bergizi untuk mencukupi gizi dan mengejar pertumbuhan, serta diberikan susu. Riechard menjelaskan permasalahan anak dengan gizi buruk di Asmat bermula pada kondisi kesehatan ibu yang tidak baik saat sebelum melahirkan.
(Baca Juga: Sisi Lain di Balik Video Viral Bu Dendy dan Pelakor)