YOHANES Ande Kala Marcal menjadi sorotan banyak pihak belakangan ini. Bocah laki-laki ini mendadak viral setelah aksi heroiknya melancarkan prosesi pengerekan bendera Merah Putih di upacara kemerdekaan HUT ke-73 RI di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Setelah aksinya tersebut, banyak pihak yang "muncul" dan mendekati pribadi anak ini. Bagaimana pun, nilai positif tetap bisa diambil dari sosok anak ini. Karena aksi heroiknya tersebut, Yohanes mendapat penghargaan dari banyak pihak. Salah satunya adalah pemberian beasiswa sampai S1 dan diutamakan menjadi anggota TNI.
Lepas dari itu semua, bocah yang biasa disapa Joni itu ternyata punya banyak fakta tersembunyi. Okezone coba mengumpulkan informasi ini dari banyak sumber dan berikut beberapa fakta tentang Joni si Pemanjat Tiang Bendera dari Atambua, NTT.
1. Masih berusia muda
Jika dilihat dari postur tubuhnya, Anda pun akan mengira sosok laki-laki ini masih muda dan benar. Usia Joni masih 13 tahun dan meski begitu, dia sudah sangat berani melakukan aksi yang luar biasa. Dia lahir pada 10 Oktober 2004 di Desa Silawan, Belu, Atambua, NTT. Wah, contoh untuk generasi muda sekarang, nih! Berani melakukan hal penting sekali pun Anda masih muda!
(Foto: Kemenpora)
 (Baca Juga:7 Permainan Paling Menyeramkan di Dunia, Penakut Gak Usah Nyoba)
2. Doyan manjat pohon
Kemahirannya memanjat tiang bendera ternyata bukan tanpa ilmu. Sudah sejak kecil, Joni dikenal sering membantu orangtuanya memanjat pohon kelapa, asam dan pinang. Makanya, kemampuan memanjatnya di tiang super kecil tidak diragukan lagi. Keren banget!
3. Orangtua Joni
Jika Anda belum tahu siapa orangtua Joni, nama ibunya adalah Lorenca Gama dan sang ayah bernama Victorino Fahil Marcal. Joni adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Keluarga besar ternyata!
(Foto: Kemenpora)
 (Baca Juga:7 Permainan Paling Menyeramkan di Dunia, Penakut Gak Usah Nyoba)
4. Duduk di bangku SMP
Joni kini bersekolah kelas VII di SMP Negeri Silawan, Atambua, NTT. Hal ini juga bisa dilihat dari seragam yang dia kenakan saat menaiki tiang bendera. Kala itu, Joni mengenakan baju putih-biru yang menandakan dia duduk di bangku SMP.
5. Lahir dari keluarga Asli Timor Timur yang jadi WNI
Siapa sangka, kedua orangtua Joni ternyata warga asli Timor Timur. Tapi, setelah pasca-jajak pendapat pada 1999, kedua orangtua Joni memutuskan untuk bergabung menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Follow Berita Okezone di Google News