BANYAK hal yang berubah seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Bahkan, anak-anak pun cenderung lebih suka bermain game online, ketimbang berlari-lari di luar ruangan.
Nah, berbicara tentang game online, hampir semua anak-anak gemar bermain game online. Lucunya, ketika dulu gamers, anak yang terlalu sering bermain game, kerap di-bully sekarang mereka malah jadi tukang bully.
Ya, ada beberapa gamers addict yang membully temannya, karena tidak handal dalam bermain game online. Akibatnya, orangtua mereka pun mencari pelatih game online, agar anak-anak mereka menjadi lebih baik sehingga tidak di-bully di sekolah.
Baca Juga: 10 Transgender Ini Cantiknya Gak Kalah dengan Perempuan Asli, Lihat Saja Sendiri!
Seorang ibu, Ally Hicks, dikatakan telah membayar USD50 atau sekira Rp750.000 untuk empat jam pelajaran, dengan kata lain setiap jamnya dia merogoh kocok Rp190 ribu, dari seorang pelatih profesional game online. Hal ini dilakukan agar putranya yang berusia 10 tahun dapat meningkatkan keterampilannya dalam bermain game online yang bertajuk Fornite.
"Ada tekanan ketika bermain, tidak hanya sekadar bermain tetapi harus benar-benar bagus," kata Hicks kepada Wall Street Journal, seperti dilansir dari dailymail.
Senad dengan Ally, orangtua lain mengatakan bahwa mereka telah menyewa pelatih untuk diri mereka sendiri, sehingga mereka dapat bermain bersama anak-anak mereka yang terobsesi bermain game online.
Baca Juga: Legging Seharga Rp588 Ribu Ini Buat Ribuan Orang Tertipu, Minat?
Salah satunya adalah Dale Federighi, dari California, yang menyewa gamers profesional untuk melatihnya, agar dia bisa bermain bersama anak-anaknya yang berusia 6 dan 11 tahun.
Ayah yang lain, Paul Rakovich dari Colorado membayar gamers untuk dirinya sendiri, dan putra-putranya yang berusia 7 dan 9 tahun. "Anak tertua saya lebih baik dari saya, tidak diragukan lagi, saya ingin setidaknya berada di levelnya," tutur Paul.