Share

Bijakkah Jika Offline dari Email Pekerjaan saat Akhir Pekan?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis · Jum'at 28 September 2018 15:43 WIB
https: img.okezone.com content 2018 09 28 196 1956893 bijakkah-jika-offline-dari-email-pekerjaan-saat-akhir-pekan-xexFsBx8j6.jpg Liburan Kerja (123Rf)

BAGI rata-rata pegawai kantoran, tak ada rasa yang lebih menyenangkan daripada mematikan komputer dan mengucapkan selamat tinggal pada tumpukan email pekerjaan hari itu.

Jika kita beruntung bisa lepas dari email soal pekerjaan pada malam hari dan akhir pekan, kita akan senang meninggalkan tekanan yang muncul dari email-email itu di kantor.

Namun para pakar mengatakan bahwa kita semakin tidak mampu melakukannya dan malah membawa beban pekerjaan itu ke rumah untuk kemudian mengecek dan menjawab email pada jam santai. Dan tidak mengejutkan ketika rutinitas ini memiliki konsekuensi serius.

Bekerja secara abnormal atau dengan jam panjang bisa terkait dengan depresi, kecemasan dan bahkan penyakit jantung koroner.

 Baca juga: Yakin Mandi Kamu Sudah Bersih? Simak Cara-Cara Bersihkan Bagian-Bagian Tubuh Ini!

Cek Email Kantor saat Tidur

Yang lebih penting lagi, pentingnya pemulihan di akhir pekan juga berdampak pada performa di tempat kerja dan inisiatif pribadi.

Sementara itu penelitian terbaru mengungkap bahwa melepaskan diri secara psikologis dari pekerjaan di tempat kerja juga mengurangi kelelahan emosional yang disebabkan oleh tingginya tuntutan pekerjaan dan membantu orang untuk tetap semangat.

Jadi, jika kita telah mengetahui semua ini, maka, kenapa kita masih membiarkan pekerjaan menyelinap masuk ke pekerjaan di akhir pekan?

"Semua berawal dari saat saya kurang pengalaman, saya takut akan ketinggalan informasi penting," kata Romain Gonord, pakar teknis untuk Smile, sebuah penyedia jasa layanan IT dengan kantor-kantor yang tersebar di Prancis. "Kini seperti refleks saja, seperti mengecek timeline Facebook atau Twitter."

 Baca juga: Niatnya biar Tak Mubazir, tapi Ini Bahaya Makan Nasi Sisa Kemarin yang Dihangatkan

Beberapa orang merasa perubahan ini adalah evolusi yang alami dari tempat kerja dan tak lepas dari ketidakmampuan kita untuk tidak terhubung ke internet. Namun, yang lain merasa bahwa masalah ini lebih serius.

Tahun lalu, Prancis mengeluarkan aturan hukum yang memungkinkan karyawan di perusahaan dengan karyawan berjumlah 50 orang atau lebih untuk bernegosiasi soal tanggung jawab mengecek email di luar jam kerja.

Langkah ini diambil setelah muncul laporan pada September 2015 soal dampak "obesitas info" akan kesehatan orang-orang usia produktif di Prancis, dan kesepakatan di bidang tenaga kerja pun diperlukan untuk menangani masalah itu.

Alhasil "hak untuk tidak terhubung ke internet" kini masuk dalam aturan hukum Prancis.

 Kerja

Xavier Alas Luquetas, direktur Eléas, sebuah biro konsultasi manajemen Prancis, merespon positif perubahan ini. "Hak untuk tidak menjawab email atau permintaan profesional di luar kantor (bukan pada jam kerja) kini semakin disadari orang dan juga menjadi kenyataan yang betul-betul dijalani di Prancis," katanya.

 Baca juga: Berpetualang di Festival Lawang Kota Tua dan Wilayah yang Berdenyut 24 Jam

Dan Gaetan de Lavilleon, seorang karyawan di biro konsultasi sains kognitif Prancis, CogX, bahkan mengubah caranya mengirim email sesuai aturan hukum itu. "Kini saya menggunakan Boomerang, sebuah tambahan di Chrome yang menunda email kita," katanya.

De Lavilleon berusaha keras untuk menghindari mengecek emailnya di luar jam kerja, dan bahkan 'mempersempit' penerimaan emailnya dengan menerapkan semacam pembatasan pengecekan dan penerimaan email antara 15 menit atau dua jam setiap harinya.

Langkah ini juga memicu perubahan di Jerman, meski tergantung di sektor apa Anda bekerja.

Serikat kerja telah mendorong beberapa perusahaan Jerman untuk bertindak.

Pembuat mobil Volkswagen adalah salah satu yang paling pertama meniru pelarangan email di luar jam kerja, dan server mereka dikonfigurasi ulang agar email hanya bisa dikirim ke HP karyawan selama setengah jam sebelum dan sesudah hari kerja — dan tidak saat akhir pekan.

Kebijakan ini diterapkan karena lobi-lobi yang dilakukan oleh dewan pekerja, atau wakil karyawan, perusahaan tersebut.

 Baca juga: Lewat Perubahan Penampilan, Apakah Meghan Markle Bocorkan Soal Kehamilan?

Pembuat mobil Daimler juga mengenalkan kebijakan untuk mematikan akses karyawan ke email pada saat liburan.

Samantha Ruppel menjalani dua pekerjaan paruh waktu di Jerman - satu di universitas, satunya lagi di badan amal. Dia diberi laptop untuk pekerjaannya dan dia menghargainya, tapi dia juga merasa bahwa laptop itu seperti merantainya untuk bekerja dari jauh.

"Bagus untuk punya fleksibilitas untuk melakukan dua pekerjaan berbeda dan bisa mengecek email di akhir pekan," katanya, "tapi kadang orang akan mencoba untuk membuat Anda merespons dengan segera karena mereka tahu Anda bisa diakses kapan saja."

 Kerja

Ruppel mengatakan bahwa para atasannya memastikan ketika dia bekerja di akhir pekan, dia akan bisa mengklaim waktu itu sebagai hari libur pada hari kerja selanjutnya — tapi ada kekhawatiran bahwa di pekerjaan dengan tingkat tekanan yang tinggi, tanpa larangan mengakses email di akhir pekan, godaan yang muncul justru untuk bekerja nonstop.

Banyak dari teman-temannya yang bekerja di sektor keuangan dan perbankan Jerman, dan kebanyakan obrolan di pesta akhir pekan, adalah soal kerja. "Mereka tak punya akses ke email mereka pada akhir pekan dan mereka merasa itu sulit," katanya.

 Baca juga: Ternyata Kate Middleton dan Pangeran William Sempat Putus Lho, Bagaimana Kisahnya?

"Tapi saya rasa itu bagus: atau malah mereka justru akan bekerja 24 jam sehari."

Pada minggu itu, menurutnya, "mereka pulang, makan makan malam lalu mengecek email mereka lagi. Jika mereka bisa, mereka akan melakukannya pada akhir pekan: ini dunia yang kompetitif, dan mereka selalu berusaha menjadi lebih cepat dan lebih baik daripada saingan mereka."

Pengalamannya ini didukung oleh penelitian yang diambil dari beberapa wilayah di Eropa, dan memiliki implikasi serius.

Pada sebuah survey yang dilakukan oleh Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) terhadap 2.000 pekerja Inggris, ada dua per lima pekerja yang mengatakan bahwa mereka mengecek email di luar jam kerja setidaknya lima kali sehari.

Sepertiga mengatakan bahwa mereka tak bisa terlepas dari beban kerja, dan pekerjaan selalu menghantui mereka.

Menurut Cary Cooper, profesor di bidang psikologi organisasi di Manchester Business School dan presiden CIPD, tren terbaru ini bahkan meluas ke cara kita mengakses komunikasi dan proyek di tempat kerja.

 Baca juga: Barang-Barang Ini Sengaja Dicetak Mirip Penis, Bentuk Mana yang Kamu Suka?

Kini, kata Cooper, email pekerjaan lebih mudah lagi diakses via smartphone. "Anda tak harus membawa laptop saat makan malam, tapi Anda membawa HP Anda," katanya. "Smartphone mengubah segalanya."

"Semakin tinggi ekspektasi untuk mengawasi email pekerjaan, semakin orang tidak bisa lepas, dan semakin banyak waktu yang mereka habiskan untuk email soal pekerjaan di luar jam kerja, dan semakin mereka akan merasa lelah secara emosional," kata Liuba Belkin, asisten profesor di departemen manajemen di Lehigh University.

Bahkan jika Anda bukan pengecek email yang kompulsif di tempat kerja, dengan Anda memiliki kemampuan untuk mengeceknya saja, ada dampaknya sendiri.

"Terlepas dari seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk mengecek email setelah kerja, efeknya tetap saja terasa dan bisa memiliki dampak negatif," kata Belkin.

Dua penelitian lanjutan yang dibuat oleh Belkin dan koleganya menunjukkan bahwa ekspektasi yang muncul dari email pekerjaan di luar jam kerja akan memicu kecemasan — baik bagi karyawan ataupun untuk keluarga mereka.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk email di luar jam kerja, semakin besar peluang terjadinya kelelahan emosional — dan rata-rata orang dalam penelitian Belkin menghabiskan delapan seminggu untuk mengecek email di luar jam kerja.

Follow Berita Okezone di Google News

Penelitian lanjutan oleh Virginia Tech University mendapati bahwa orang tak harus mengecek email, tapi meyakini bahwa mereka diharapkan melakukannya dan ini memicu kecemasan yang signifikan.

Selain menyebabkan kecemasan yang bisa menular ke teman dan keluarga, ada dampak kesehatan yang serius pula dari terhubung ke email dan internet.

"Jika kita tidak melepaskan diri dari pekerjaan, kita tidak akan bisa memulihkan diri dari pekerjaan," kata Anna Cox, profesor interaksi komputer dan manusia di University College London, yang spesialisasinya meneliti soal keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan.

Baca juga: Legging Seharga Rp588 Ribu Ini Buat Ribuan Orang Tertipu, Minat?

"Awalnya itu akan berdampak pada produktivitas. Saat Anda bekerja, Anda lelah. Pada akhirnya, jika Anda tidak memulihkan diri dari pekerjaan, maka bisa memicu berbagai masalah fisik dan kesehatan jiwa lainnya."

Kerja kecapekan

Data yang dikumpulkan dalam survey reguler karyawan oleh European Working Conditions Survey menunjukkan bahwa mereka yang menyatakan bahwa mereka bekerja lebih di luar jam kerja melaporkan kondisi kardiovaskuler serta sakit musculoskeletal yang lebih tinggi.

Tapi tak semua menerima larangan membaca email pada akhir pekan. Contohnya di Prancis, Gonord tak yakin apakah aturan itu bekerja sesuai niatan awalnya.

Baca juga: 7 Fakta Film Porno yang Tak Perlu Anda Tiru, Itu Semua Cuma Akting!

Atasannya tidak memaksanya untuk mengecek email bahkan sebelum aturan itu muncul, tapi dia akan sesekali mengecek untuk memastikan proyeknya berjalan sesuai jadwal.

"Jika perusahaan Anda menerapkan hak untuk tidak terhubung itu — dengan menutup akses email ke karyawan — Anda tak punya pilihan selain tak mengecek email," katanya. "Dan saya malah justru akan merasakan tekanan, padahal ini yang berusaha dihapus oleh undang-undang itu."

Sementara itu, ada pihak-pihak lain yang merasa bahwa menetapkan aturan hukum soal email di luar jam kerja tak akan efektif, atau akan sulit diterapkan di negara lain.

Baca juga: Reaksi Pada Tubuh Wanita jika Tidak Berhubungan Seks Dalam Waktu Lama

"Sepertinya kita masih jauh dari itu, apalagi jika kita berpikir akan ada banyak fleksibilitas yang bisa dilakukan," kata Cox. Dia yakin bahwa kita sudah sangat jauh dari jam kerja jam 9 sampai jam 5 sore yang menerapkan "jadwal" ketat untuk mengecek email, sehingga aturan serupa akan ditentang di Inggris atau AS, bukannya malah didukung seperti di Prancis.

Selain itu, ada kesulitan lain.

"Ini sulit diterapkan," kata Cooper. "Jika Anda merasa tak aman di pekerjaan Anda dan ada tingkat pengangguran yang tinggi seperti di Prancis, apakah Anda akan bilang ke atasan Anda bahwa Anda akan menuntut mereka?"

Namun, Cooper yakin bahwa butuh kerjasama antara bawahan dan atasan untuk memastikan mereka bisa menikmati lepas dari layar HP dan tekanan dari email. Hapus akun email kantor Anda dari HP dan tinggalkan kekhawatiran itu sampai Senin.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini