JAKARTA Fashion Week 2019 resmi berakhir, Jumat 26 Oktober 2018. Selebrasi dunia fashion Tanah Air pun masih terasa sampai sekarang, tak terkecuali bagi para desainer itu sendiri.
Mereka yang terlibat dalam event ini tentu memiliki tujuan tersendiri. Nah, Okezone coba mengulik lebih dalam bagaimana pandangan para desainer terkait dengan keikutsertaan mereka di pekan mode yang juga dilihat kancah internasional tersebut. Penasaran?
Sebuah pertanyaan dari rekan media terucap khusus untuk desainer Aksesori Rinaldy A Yunardi, "Bagaimana pasar aksesori di Indonesia, apakah masih bagus?". Kemudian, desainer yang biasa disapa Koh Yungyung itu menjawabnya dengan ramah.
"Dari sejak awal berkarier di dunia mode, saya memang sudah tertarik dengan aksesori dan tidak hanya saya sebetulnya, sudah ada desainer lain yang juga berkecimpung di dunia aksesori. Tapi, ya, rasa dan karya tentunya berbeda. Saya serahkan pada teman-teman saja," terangnya saat konferensi perss Dewi Fashion Knight, Jumat malam.
(Baca Juga:Usung 'The Faces', Rinaldy Yunardi Sukses Pukau Panggung Penutup Jakarta Fashion Week 2019)
Yungyung melanjutkan, perkembangan bisnis ini (aksesori, Red) menurutnya berkembang pesat. Bicara mengenai tren, tentunya akan terus berubah dan desainer sudah harus paham mengenai hal tersebut. Nah, yang membedakan mana yang berkualitas dan mana yang tidak, menurut Yungyung dilihat dari bagaimana si desainer ini mengolah ide.
"Kalau dia enggak punya tren, apa yang mau dilihat?" tambahnya. Ya, intinya kalau menurut Yungyung, tren aksesori ini masih maju.
Kemudian, saat Okezone menanyakan bagaimana tanggapan Yungyung dengan ikut terlibat di pekan mode, apakah berdampak pada brand?
(Baca Juga:Heroes di Dewi Fashion Knights 2018, Gelaran Pamungkas Jakarta Fashion Week 2019)
"Semua hal baik ada dampak yang baik tentunya. Kesempatan bisa hadir di JFW adalah kesempatan yang baik, karena DFK sendiri momen yang cukup ditunggu-tunggu penikmat fashion," katanya.
Kalau ditanya mengenai efeknya secara spesifik, Yungyung menjelaskan bahwa itu tergantung dari bagaimana para desainer menciptakan karya. "Kalau disukai, berarti ada pasarnya. Kalau tidak, ya harus mengulik lagi ide kreativitasnya," terang Yungyung yang pada malam kemarin menampilan karya bertajuk "The Faces".
Dia juga menegaskan bahwa ketika seorang desainer itu diajak untuk show atau ikut terlibat di pekan mode, ya, jangan main-main. "Ingat, itu adalah kesempatan emas. Harus bisa membaca pasar dan bisa membaca tren," ungkapnya.