PESAN broadcast di WhatsApp terkait permen mengandung narkoba meresahkan masyarakat. Banyak dari orangtua yang kemudian waswas dengan permen yang ada di pasaran sekarang.
Respons ini sebetulnya sangat wajar. Mengingat penggunaan ganja di beberapa negara produsen permen impor dilegalkan. Tapi, apakah benar ada permen yang mengandung ganja atau narkoba?
Dilansir Okezone dari Daily Mail, Jumat (2/11/2018), para dokter di Amerika Serikat, Agen Penanganan Obat, dan pejabat kesehatan memperingatkan orangtua untuk memeriksa anak-anak mereka dari permen yang hendak mereka konsumsi. Bahkan, pihak-pihak tersebut meminta produsen menarik semua permen!
Salah satu alasannya adalah karena ganja di beberapa negara bagian di Amerika sudah legal, terutama untuk penggunaan medis. Tidak hanya untuk urusan medis, di beberapa negara lainnya, ganja diperbolehkan untuk alasan rekreasi. Nah, salah satu cara yang dilakukan untuk menikmati ganja ini adalah dengan memasukkannya ke dalam permen atau cokelat.
Baca Juga: Celana Dalam Hitam Terpampang! Meghan Markle Kenakan Rok Tembus Pandang
Daily Mail menjelaskan bahwa setidaknya sudah ada satu dokter di California yang mengeluarkan peringatan kepada orangtua bahwa permen yang mereka konsumsi bisa saja mengandung ganja.
Sementara itu, St Louis Drug Enforcement Agency (DEA) memeringatkan orangtua tentang permen yang mengandung ganja dan meth yang telah ditemukan di Missouri, Kansas, dan Illinois.
Di sisi lain, dispensaris dan industri ganja bersikeras bahwa masalah ini terlalu jauh dan terlalu terburu-buru. Terlebih ketika pemerintah Amerika Serikat meminta produsen untuk menarik semua permen tersebut dari pasaran.
Namun, fakta di Amerika Sendiri, orang dewasa yang tinggal di 9 wilayah yang melegalkan ganja untuk rekreasi, bebas menikmati permen tersebut. Hal ini menjadi bukti bahwa penikmat ganja terus meningkat di wilayah tersebut.
Baca Juga: 5 Pesona Patricia Yora, Pilot Muda yang Aduhai
Di California sendiri, penjualan permen ini meningkat tiga kali lipat dan dua kali lipat di negara-negara laun di mana ganja dilegalkan di sana. Khusus di California, usaha ganja ini membantu perekonomian di sana dengan memberikan pemasukan senilai USD180 miliar per tahun atau sekitar Rp2,8 ribu triliun!
Tingginya pembelian ganja ini kemudian membawa dampak buruk juga bagi kesehatan. Mereka mencatat bahwa kunjungan rumah sakit karena ganja meningkat.
Peningkatan ini juga mengkhawatirkan remaja dan anak-anak yang masih sangat rentan terhadap penyakit akibat penggunaan ganja. Tak sedikit dari anak-anak juga yang sudah menikmati gulma dan berakhir di unit gawat darurat.