KEKAYAAN budaya bangsa Indonesia memang begitu banyak. Rasanya tidak akan pernah cukup waktu yang dimiliki untuk mengulik semua budaya ini.
Suku Sasak Lombok sendiri punya banyak budaya. Salah satunya adalah kesenian Gendang Beleq. Kesenian ini sudah ada sejak lama dan masih eksis hingga sekarang.
Okezone coba mengulik lebih jauh mengenai pakaian yang digunakan para pemain Gendang Beleq. Hal ini menjadi perhatian karena apa yang dikenakan mencampurkan banyak budaya dan itu sesuatu yang luar biasa.
Berkisah pada Okezone, Ketua Gendang Beleq Keluarga Rahayu, Jatriyadi, menuturkan bahwa pakaian adat Sasak itu memang menjadi ciri khasnya.
Baca Juga: 5 Artis yang Mantap Berhijab di 2018, Cantiknya Masya Allah
"Mulai dari ujung kepala sampai bawah itu mencerminkan bagaimana suku Sasak Lombok yang kaya akan budaya," ungkap Jatriyadi di Pulau Gili Air, Lombok Utara.
Secara khusus, Jatriyadi menjelaskan satu per satu busana yang dikenakan para pemain Gendang Beleq. "Mulai dari penutup kepala ini yang kita sebut dengan nama Sapuk," katanya.
Sapuk atau yang biasa disebut orang Bali dengan istilah udeng, sambung Jatriyadi, biasanya terbuat dari tenun Lombok. Hal ini ternyata ada maksudnya, yaitu agar ketegakkan bagian depan kepala tetap stabil dan memang sudah seharusnya Sapuk itu kencang dipakai. "Kalau nggak pakai tenun, barang 3 kali dipake sudah lemes. Makanya, kita pakai tenun," singkatnya.
Selain itu, Jatriyadi juga menjelaskan bahwa ada upaya untuk memperkenalkan keindahan budaya Lombok lewat penutup kepalanya tersebut. "Kan kita dari Lombok, ya, sekalian memperkenalkan keindahan kain yang dipunya Lombok," begitu katanya.
Baca Juga: Viral, Bocah Kehilangan Sendal Sehabis Shalat Jumat, Reaksinya Bikin Netizen Ngakak!
Kemudian, Jatriyadi juga menjelaskan bahwa ada makna tersendiri kenapa bagian depan kepalanya itu lurus tegak.
"Kami percaya bahwa ketika kuncungnya ini sejajar dengan kepala dan tegak berdiri, kepribadian kita pun tegas dan punya pandangan kedepan yang baik. Kita juga melakukan hal yang baik-baik kepada semua orang," paparnya.