PADA November 2018, Pangeran Charles mencapai usia yang ke 70 tahun. Ibu Charles tidak memiliki apa-apa selain hal-hal manis yang dia sampaikan di acara perayaan ulang tahun putranya.
“Selama 70 tahun,Philip dan saya telah melihat Charles menjadi anak yang berprestasi, seperti juara konservasi dan seni. Charles juga sudah menjadi seorang pemimpin amal yang hebat, dan menjadi seorang pewaris tahta yang dihormati.” puji Ratu Elizabeth II.
Charles mungkin memiliki hubungan yang rumit dengan orangtua, terutama ayahnya. Tetapi ketika Charles sendiri menjadi ayah bagi anak-anaknya, apakah Charles membesarkan anaknya secara berbeda? Inilah yang harus Anda ketahui tentang hubungan Charles dengan putranya, seperti dikutip Thelist, Senin (3/12/2018).
BACA JUGA:
Catat! 5 Destinasi Wisata Jepang yang Ramah Turis Muslim
Perpisahan orangtua
Pada tahun 1996, Putri Diana menyetujui adanya perceraian dalam pernikahan mereka. Menurut biografi Andrew Morton tentang mendiang, Putri Diana menggambarkan bahwa, bulan Februari sebagai bulan yang paling menyedihkan karena itu menjadi hari perpisahan bagi dirinya.
Sebelum perceraian,Diana dan Charles saling bertentangan tentang anak-anak mereka dan mempertanyakan hubungan antara Charles dengan Camila Parker. Dikutip dalam Diana: Her True Story mengatakan, “Dia adalah sosok ayah yang buruk dan ayah yang egois.”
Jurnalis Investigasi Inggris, Tom Bower menuduh bahwa, hubungan Charles dengan William dan Harry menjadi memanas selama proses perceraian. Tom juga menambahkan bahwa, “Charles percaya, Diana telah meracuni pikiran anak laki-lakinya tentang ayahnya.”
Hubungan semakin renggang
Pada tahun 2017, pada usia 69 tahun. Charles banyak memenuhi tugas kerajaan daripada keluarga. Dedikasi Charles untuk bekerja bukanlah hal yang baru dilakukan. Menurutnya pekerjaan adalah makanannya.
Meskipun dia selalu memastikan anak-anaknya dirawat dengan baik, tetapi hubungan ayah dan anak semakin jauh karena Charles terlalu sibuk dalam pekerjaan.
Sosok ayah yang konyol
Meskipun sibuk dengan urusan kerajaan, Charles akan menyediakan waktu untuk menghadiri drama sekolah putra-putranya. Termasuk ketika William masih kecil, ada saat William berharap ayahnya tidak hadir dalam acaranya.
“Dulu saya pernah ikut drama sekolah semacam permainan Natal dan saya adalah seorang penyihir, saya datang untuk menghancurkan natalnya,” terang Pangeran William dalam sebuah film dokumenter.
Drama itu seharusnya ada ledakan kecil di depan pangeran, tetapi tidak meledak, lalu William memutuskan untuk terus berjalan meskipun sangat panik karena kembang api tersebut tidak meledak. Secara tiba-tiba kembang api tersebut menyala dan meledak dengan sendirinya disaat William lagi membaca dialognya. Duke Of Cambridge mengatakan, ayahnya tidak bisa berhenti tertawa karena kegagalan drama anaknya tersebut.
Harry sebagai anak terakhir juga berkata,” Dan tidak ada orang lain yang tertawa kecuali dia yang selalu tertawa disaat yang salah.”
Tetap berhubungan
Mengikut jejak ayahnya, Pangeran William bersekolah di asrama Ludgerove School. Sekolah yang relatif mahal tersebut menjadi sekolah asrama pertamanya William. Walaupun begitu William dan Charles tetap berhubungan dengan mengirimi surat-surat yang berisi tentang laba-laba atau pengalaman yang di alami walaupun tulisan tersebut sangat buruk dan hampir tidak bisa dibaca oleh Charles.
Sensitif tentang istri kedua ayahnya
Bagi William perpisahan kedua orangtua sangat berat untuk diterima olehnya. Setelah perceraian,Charles menyuruh kedua putranya turun untuk menjelaskan hubungannya dengan Camilla. Saat itulah ayah dua anak itu menyadari, khususnya William yang tidak ingin tahu.
Menurut Penny Junor penulis The Telegraph, Charles adalah sosok yang peka terhadap perasaan William dan Harry tentang ibu mereka yang sudah meninggal. Walaupun begitu, Akhirnya anak-anak menyadari bahwa Camilla mampu membuat ayah mereka bahagia, itu yang sangat penting baginya.