Beberapa individu pengidap pedofilia mampu menampilkan diri mereka sebagai anggota masyarakat yang normal secara psikologis saat penyelidikan atau pertemuan sesaat, walaupun mereka memiliki gangguan kepribadian yang parah di balik semua tampak luar tersebut. Pengidap pedofilia umumnya mengalami perasaan rendah diri, isolasi atau kesepian, ketidakpercayaan diri, disforia internal, dan ketidakmatangan emosi.
Selain itu, pedofil memiliki kesulitan untuk berinteraksi dengan orang dewasa lainnya yang sesuai dengan usia mereka, terutama karena ketiadaan aspek ketegasan yang mereka miliki, peningkatan kadar pasif-agresif, dan kemarahan atau kekejaman.
Karakteristik perilaku ini menyebabkan mereka kesulitan untuk menangani pengaruh menyakitkan, yang mengakibatkan penggunaan mekanisme pertahanan diri yang berlebihan dengan cara intelektualisasi, penolakan, distorsi kognitif (misalnya, memanipulasi fakta), dan rasionalisasi. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan pengidap pedofilia bisa menikah.
Mengutip jurnal penelitian yang diterbitkan di Abuse Watch, kebanyakan pelanggar seksual terhadap anak adalah pria, walaupun pelaku wanita mencakup 0,4 -4 persen dari pelanggar kejahatan seks yang dihukum pidana.
(mrt)