PERNAHKAH Anda berpikir belum bisa memberikan yang terbaik untuk si kecil? Atau merasa belum menjadi orangtua hebat bagi buah hati Anda?
Emosi semacam ini sangat wajar muncul, terlebih jika Anda baru pertama kali memiliki anak atau kondisi di mana si anak sedang terpuruk karena suatu hal. Kalau sedang muncul, apa yang biasa Anda lakukan? Menangis dan merenungi apa yang sudah Anda lakukan untuk si kecil?
Psikolog Ajeng Raviando menjelaskan, baginya emosi itu bisa muncul karena Anda menerapkan skala dalam hidup. Menurut dia, Anda harus punya tingkatan dalam menilai bagaimana sebetulnya menjadi orangtua yang hebat.
Baca Juga: Penyebab Kematian Pegowes yang Santap Durian Usai Olahraga
Skala ini biasanya ditandai dengan ketika si anak percaya diri di depan umum, maka Anda merasa sudah bisa jadi orangtua yang berhasil. Atau pada kasus orangtua yang merasa berhasil ketika bisa membuat anak berani dalam berbuat sesuatu.
Standar-standar berpikir seperti ini yang kemudian memicu emosi tersebut muncul. Padahal, kondisi ini yang kemudian membuat Anda menuntut lebih ke diri Anda sendiri dan kalau gagal, depresi yang bakal terjadi. Malah menjadi masalah baru bukan?
"Pola asuh 50 tahun lalu dengan sekarang jauh berbeda. Mungkin orangtua dulu hanya punya 5 tanda yang menjelaskan Anda sudah menjadi orangtua yang berhasil. Nah, sekarang ini tuntutannya banyak dan ini memberi beban kepada orangtua," paparnya pada Okezone saat ditemui di Diskusi Gizi Nub di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).
Baca Juga: Ahmad Dhani di Bui, Mulan Jameela Asyik Kampanye, Intip 3 Potretnya!
Saat orangtua sudah merasa terbebani dengan tuntutan-tuntutan tersebut, yang terjadi setelahnya adalah kepercayaan diri akan turun dan ini yang kemudian membuat Anda merasa tidak bisa jadi orangtua yang hebat untuk si kecil.
Anda sebagai orangtua mesti tahu betul apa kemampuan terbaik Anda dan ini yang harusnya ditonjolkan dalam pembentukan konsep orangtua dalam keluarga Anda.