Share

Tahu Pacar Tidak Perawan, Putus atau Tetap Bertahan?

Muhammad Sukardi, Okezone · Sabtu 16 Maret 2019 20:00 WIB
https: img.okezone.com content 2019 03 15 196 2030613 tahu-pacar-tidak-perawan-putus-atau-tetap-bertahan-WBdOVoHXxY.jpg Ilustrasi (Foto: Understandingrelationship)

Mencari pasangan bukan seperti membeli permen di warung. Anda bisa beli kapan pun dan kalau tidak suka, ya, tinggal buang dan beli lagi. Mencari pasangan tentu banyak pertimbangannya.

Makanya, orangtua zaman dulu selalu menyarankan untuk melihat bibit-bebet-bobot dari orang yang akan Anda jadikan pasangan. Bukan perkara cinta semata, tapi juga dilihat apakah orang tersebut serius dan bertanggung jawab dengan Anda atau hanya ingin main-main.

Selain mempermasalah "riwayat hidup" calon pasangan, beberapa orang juga mempertimbangkan keperawanan atau keperjakaan calon pasangan. Apakah ini salah? Tentu tidak. Setiap orang punya hak dalam memilih dan pertimbangan keperawanan atau keperjakaan bisa menjadi bagian di dalamnya.

Tapi, bagaimana jika si dia memang sudah tak perawan? Apakah Anda masih akan tetap mempertahankannya atau meninggalkannya begitu saja?

Psikolog Klinis Meity Arianty menjelaskan, ini kembali ke paham yang dianut si laki-laki. Tidak bisa dipungkiri juga, ada sebagian perempuan yang masih mempermasalahkan keperawanan ini dan tak sedikit juga yang sudah lebih bebas mengenai keperawanan.

"Di zaman sekarang, rasanya keperawanan buat seorang perempuan masih dianggap penting dan nggak penting, mengapa begitu? Karena sebagian perempuan masih menganggap hal tersebut adalah hal yang masih sangat penting karena ini menyangkut harga diri perempuan, namun ada juga perempuan yang menganggap hal tersebut tidak menjadi hal yang penting dengan berbagai alasan," terang psikolog yang biasa disapa Mei pada Okezone melalui pesan WhatsApp, Jumat (15/3/2019).

infografis

Perbedaan ini didasari keyakinan setiap orang yang berbeda. Makanya nggak bisa dikatakan mana yang paling benar, karena tergantung dari persepsi masing-masing perempuan melihat dari sudut pandang mana. "Kalau dari segi moral dan agama tentu keperawanan harus dijunjung tinggi bagi perempuan, namun kita nggak bisa menghakimi seseorang dari persepsinya," sambung Mei.

Nah, bagaimana kemudian si pria yang memandang masalah ini dan menentukan pilihan dia; bertahan atau pergi menjauh?

Psikolog Mei menjelaskan, hampir sama dengan perempuan, ada yang menganggap keperawanan tidak terlalu penting karena yang penting cinta, namun ada juga yang menganggap keperawanan adalah hal yang sangat penting, karena dianggap dapat menjadi tolak ukur moralitas dan bagaimana si perempuan patuh pada ajaran agamanya.

"Lagi-lagi hal ini tergantung persepsi si pria. Kalau dia menganggap cinta membuatnya menerima wanita tersebut dengan kondisi apa pun, tentu keperawanan tidak dapat dijadikan alasan. Namun saat pria menjujung tinggi nilai moralitas, maka dia akan berpikir kembali saat harus menerima si perempuan. Sekali lagi, tidak ada yang paling benar dalam hal ini, semua kembali ke persepsi dasar yang Anda amini," ujar Mei.

infografis

Sementara itu, bagaimana jika pertanyaan ini dilontarkan di ranah publik, kira-kira jawaban mana yang paling banyak dipilih?

Menurut jawaban beberapa netizen di akun penulis, @piiluss, kebanyakan netizen memilih tidak mempermasalahkannya. Berikut beberapa jawaban yang berhasil dihimpun Okezone melalui media sosial penulis;

Akun Instagram @bluelighter8

"Jadi begini, perawan sampai saat ini masih erat kaitannya dengan selaput dara yang mana selaput dara dari tiap perempuan itu berbeda ketebalan dan kekuatannya untuk ditembus, dan penetrasi jari, penis dan alat bantu sex bisa merobek selaput dara, namun tidak bisa dipungkiri ada hal lain yang bisa menyebabkan robeknya selaput dara yaitu kecelakaan.

Dan jangan menutup mata jika banyak perempuan yang menjadi korban perkosaan yang bukan kehendaknya. Jadi balik lagi ke masalah perawan, kalau yang diukur hanya sebatas selaput dara yang robek, menurut saya laki-laki yang memilih pasangan berdasar pada pemahaman itu, pemikirannya terlalu dangkal.

Masalah keperawanan sesorang, saat ini cuma bisa dipastikan dengan pemeriksaan, jadi kalau sampai ada laki-laki yang bilang perempuan jalannya ngangkang, betisnya ini itu, dll, yang mengarah pada judging sesorang sudah tdk perawan, itu kayak bangke level 10!

Terus, kalau perempuan dianggap punya standar perawan, lalu laki-laki apa? Diukur dengan apa? Superior laki-laki masih terlalu tinggi! Yuk jadi #lakilakibaru yang pemikirannya lebih terbuka"

Akun Instagram @gitanwng

"Nggak masalah cuy! Nggak perawan itu bisa disertai berbagai macam alasan dibaliknya. Bisa memang mau sama mau atau memang pernah mendapatkan kekerasan seksual. Lagipula, kalau pun sudah nggak perawan, nggak boleh juga pasangannya menanyakan "apakah kamu masih perawan?" Ada hadistnya, lho. Nggak boleh. Karena Allah akan menyimpan aib hambanya dengan sebaik-baiknya. Itu jadi pertanggung jawaban si pelakunya sendiri nanti.

Selain itu, karena kan pacaran atau menikah nantinya bukan soal perawan atau ngga perawan saja"

Akun Instagram @michael_limmarga

"Pertahankan dong! Realistis aja, kalau misalkan mau dapet yang terbaik, apa kitanya juga sebaik itu? Ditambah juga, masa lalu emang salah satu hal yang membentuk si pasangan tersebut, tapi kita nggak harus stuck di masa lalu terus dan mengungkit hal tersebut"

Akun Instagram @itspradytaa

"Ya, nggak apa-apa sih, gue nggak masalah. Yang penting tes and check-up kesehatan aja, nggak mau juga lah ketularan, ya khaaaan?"

Akun Instagram @alsobry

"Secara personal, aku mah nggak masalah, namanya juga cinta harus siap sama-sama menjadi lebih baik, pacar kan manusia bukan benda. Pasti mereka punya jalan cerita, ya, terima aja. Kayak kakak ngelamar kerja waktu itu yang penting mah lihat karya"

Akun Instagram @sensitivepink

"About virginity, yah. Aku bukan mau sok open minded, kalau aku tau pacarku udah nggak perjaka, pasti aku bakalan cemburu sama siapa pun pasangannya. Cuma karena aku sekalinya pacaran emang kalau mau serius bukan sekadar fling, aku mesti memastikan dulu alasannya apa dan sama berapa orang. Concernku cuma satu: mental dia sama risiko dia nularin penyakit.

Bertahan atau nggak, bergantung sama jawabannya. Tapi, most of the time, sebelum aku serius sama orang, emang aku cari tahu dulu background hidupnya. Nggak bisa bilang bertahan atau putusin, karena belum ada di posisi itu dan belum dapat jawaban kira-kira seperti apa. Setidaknya dasarnya itu dulu"

Akun Instagram @abang.kyle

"Nggak ninggalin, karena: 1) itu masa lalu yang nggak perlu dipermasalahkan, 2) berpengalaman di kasur"

Akun Instagram @tzatzaa

"Kalau kasusnya ini pria yang sudah pernah berhubungan, ya, buat cewek itu nilai plus. Sebab, si cowok jadi sudah tahu apa yang harus dilakukan. Tapi, ya tetap ada minusnya, takutnya dia ngebandingin sama mantannya yang servicenya lebih hot. Jadi, putus atau bertahan, itu kembali ke masalah cinta"

Akun Instagram @ameliavianti

"Gue nggak masalah kok kalau dia sudah tidak perjaka, jadi gue akan tetap bertahan. Alasannya, karena gue akan menghargai masa lalu dia, yang penting dia bersih nggak bawa penyakit dari hubungan seks dia sebelumnya. Gue pun nggak akan kecewa dengan apa yang udah dia lakukan selama dia nggak ngebandingin gue dengan mantannya kalau dia nanti jadi suami gue. Tapi, ya, sebagai gantinya, gue mungkin akan berharap dia jago di atas ranjang"

Baca Juga: INAPA 2023, Yuk Kenalan dengan Produk Transportasi Ramah Lingkungan dan Elektronik Otomotif Taiwan

Follow Berita Okezone di Google News

(hel)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini