KERUKUNAN antarumat beragama harus terus dijaga guna menjaga persatuan dan kesatuan Tanah Air.
Seperti diketahui, Indonesia terdiri dari banyak suku, ras, etnis dan agama. Jika semuanya tidak mampu hidup berdampingan, maka dapat dipastikan perpecahan akan terjadi. Untuk menyatukan keragaman tersebut, negara ini memiliki ideologi Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetap satu. Keduanya harus terus ditegakkan di tengah perbedaan di masyarakat.
Hal itulah yang disadari betul oleh Bupati Tabanan, Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti. Dirinya selalu berusaha menjaga kerukunan di daerah yang dipimpinnya. Atas kerja kerasnya, Tabanan berhasil meraih penghargaan Harmony Award atau Anugerah Kerukunan Umat Beragama pada 2017 lalu. Penghargaan tersebut seakan menegaskan pemikiran Bupati Eka yang menyatakan dengan kerukunan maka rakyat akan kuat dan bisa berprestasi.
Kepada Okezone dirinya mengatakan untuk menjaga kerukunan di Tabanan, ia selalu menyarankan kepada forum koordinasi umat beragama agar selalu bersilaturahmi dan melihat dampak-dampak yang bisa terjadi sehingga meminimalkan segala masalah yang berhubungan dengan keyakinan.
Forum tersebut juga diharapkan dapat sejalan dengan cara menyampaikan pendapat melalui diskusi atau pertemuan yang disepakati. Selain itu, Bupati Eka mengajak paiketan pemangku, tokoh agama, majelis dan lainnya untuk menjaga keamanan Tabanan.
“Kami juga berkomunikasi dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah)untuk menyatukan visi dan misi demi menjaga stabilitas,” ujar Bupati Eka.
Di sisi lain, guna menunjukkan keharmonisan dalam perbedaan di tengah masyarakat Tabanan, perempuan berusia 43 tahun itu menyelenggarakan Tabanan Harmoni Festival yang diadakan pada Jumat-Sabtu, 26-27 April 2019 di Garuda Wisnu Serasi. Pada pembukaan acara tersebut banyak tokoh penting yang hadir.
Mulai dari Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, Gubernur Bali I Wayan Koster, sejumlah kepala daerah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi dan Tabanan, Forum Koordinasi Umat Beragama seluruh Bali, Badan Pembina Ideologi Pancasila, hingga para tokoh dan pemuka agama. Kehadiran para tokoh tersebut dimaksudkan untuk menggaungkan dan menggelorakan Indonesia adalah negara yang perlu dijaga bersama-sama biarpun masyarakatnya berbeda-beda.
“Mulanya harus dari pemimpinnya. Kalau bukan pemimpinnya yang mengajarkan yang benar, kalau bukan pemimpinnya yang membuat rukun, sepertinya yang di bawah sulit untuk didamaikan,” terang Bupati Eka.
Dalam acara Tabanan Harmoni Festival yang baru pertama kali diselenggarakan di dalam satu panggung para pemuka agama di Tabanan mendeklarasikan untuk bersama-sama berkomitmen menjaga daerah tersebut agar selalu harmonis.
Menurut Bupati Eka, keharmonisan akan menciptakan keseimbangan hidup dimana tidak ada salah satu pihak yang berlebihan maupun berkekurangan. Semua pihak diharapkan saling menghormati dan menerima keyakinan masing-masing seperti yang tertulis dalam ideologi Pancasila. Dengan begitu masalah bangsa dapat terselesaikan.