PADA umumnya, pola makan sehari-hari orang Indonesia belum memenuhi gizi seimbang. Gizi seimbang diartikan sebagai ragam bahan makanan yang berkualitas, jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Tentunya pemenuhan gizi seimbang pada balita sangatlah penting bagi kelangsungan tumbuh kembangnya di kemudian hari. Hasil studi SEANUTS (South East Asian Nutrition Survey) yang diinisiasi oleh FrieslandCampina 2012 terhadap lebih dari 16.000 anak usia 6 bulan – 12 tahun masih sangat memprihatinkan.
Hasil penelitian itu menunjukkan anak-anak Indonesia mengalami berbagai permasalahan terkait dengan kesehatan dan gizi. Beberapa contohnya seperti gaya hidup kurang aktif, malnutrisi, kekurangan vitamin D serta gangguan pertumbuhan fisik atau stunting.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2017, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter/kapita/tahun dan masih jauh dari target 20 liter per kapita per tahun.
Konsumsi ini merupakan yang terendah di Asia Tenggara dengan Brunei Darussalam yang mencapai 129.1 liter, Malaysia dengan 50.9 liter, Singapura sebanyak 46.1 liter, dan bahkan masih jauh lebih sedikit dibandingkan dari Vietnam yang berada di angka 20.1 liter susu per kapita per tahun.