PERNAHKAH Anda kehilangan seseorang yang Anda cintai atau sayangi? Mungkin teman dekat Anda, pacar, istri atau bahkan orangtua yang meninggal.
Kehilangan seorang teman yang dekat dengan kita tentu memberikan pukulan pada psikologis kita. Apalgi jika kita kehilangan secara tiba-tiba, bisa jadi meninggalkan trauma pada seseorang yang susah dilupakan.
Nah, melansir Thehealthsite, sebuah penelitian menyebut kematian sahabat dekat akan secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan fisik, psikologis dan sosial seseorang hingga setidaknya empat tahun.
Baca Juga: 3 Cara Melindungi Tubuh agar Terhindar dari Cacar Monyet
Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE ini menunjukkan bahwa trauma yang disebabkan oleh kematian orang yang sangat dekat dengan kita seperti sahabat, dapat bertahan empat kali lebih lama dari kehilangan orang lain.
Para peneliti menjelaskan bahwa lamanya waktu yang dibutuhkan orang untuk pulih dari situasi berduka atas kehilangan teman dekatnya, membuat dia tidak sadar berapa lama waktu yang telah hilang dan karena kurangnya dukungan selama proses berduka.
Penelitian ini melibatkan 26.515 orang Australia, di antaranya 9.586 orang telah mengalami kematian setidaknya satu teman dekat.
"Studi ini menemukan orang yang berduka karena seorang teman dekat menderita penurunan yang signifikan dalam kesehatan fisik, kesehatan mental, stabilitas emosi dan kehidupan sosial," kata kepala peneliti studi Wai-Man (Raymond) Liu, Associate Professor di Australian National University (ANU).
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Siap Siaga Mencegah Penyakit Cacar Monyet
"Kami menemukan ada penurunan serius dalam kesehatan dan kebahagiaan orang yang pernah ditinggalkan teman dekatnya, dalam empat tahun terakhir," tambah Liu.
Memang, ketika seseorang kehilangan pasangan, orangtua atau anak, orang itu kemungkinan besar akan menderita dan melalui masa duka yang signifikan. Meski demikian, dia masih memiliki teman yang terus mendukungnya.
"Namun kematian seorang teman dekat, yang sebagian besar akan kita alami, tidak sama tingkatannya antara karyawan, dokter, dan masyarakat luas,” tambah Liu.
(mrt)