Dalam situasi perang, tentunya banyak nyawa yang melayang. Selain itu, anak-anak turut menjadi korban. Di usianya yang masih dini, mereka bisa saja mengalami traumatis berat dan bahkan berpisah dengan anggota keluarga karena kondisi yang tidak kondusif.
Situasi yang sama turut dialami oleh anak-anak di Polandia. Pada tahun 1939, tentara Nazi menyerbu negara tersebut yang membuat ribuan anak harus menjadi korban perang. Beruntung ketika itu ada seorang perawat yang berjuang untuk menyelamatkan hidup anak-anak tersebut.
Dari sebuah video berdurasi singkat yang beredar di Facebook, perawat bernama Irena Sendler diketahui berusaha keras untuk mengeluarkan anak-anak korban perang dari Warsaw Ghetto. Dirinya menyelundupkan anak-anak di ambulans, kantong sampah, peti, bahkan di antara karpet. Lebih dari 2500 anak diselamatkan oleh Irena.
Perawat berusia 29 tahun itu juga menuliskan nama anak-anak tersebut dan menyimpannya dalam toples kaca yang kemudian dikubur. Tujuannya agar anak-anak tersebut bisa bersatu kembali dengan keluarganya saat perang berakhir. Sayangnya, pada tahun 1943 Irena tertangkap oleh para tentara Nazi.
Penangkapan tersebut membuatnya disiksa bahkan sampai ditusuk secara brutal. Hal itu dikarenakan Irena tidak mau berbicara tentang tindakan yang dilakukan. Tak sampai di situ, dirinya juga diberi hukuman gantung. Beruntung sebelum eksekusinya berlangsung, ia dibebaskan.
Sejak saat itu Irena hidup dengan identitas palsu. Setelah perang usai, ia menggali kembali tempatnya mengubur toples kaca berisikan nama anak-anak yang diselamatkan. Nama tersebut lalu diberikan kepada komunitas Yahudi agar anak-anak dapat hidup kembali bersama keluarganya.
Setelah melakukan hal tersebut, Irena menjalani hidup seperti biasa. Dirinya menikah dan memiliki tiga anak. Pada tahun 2007, sosoknya diakui sebagai pahlawan secara internasional. Atas kegigihannya menyelamatkan nyawa anak korban perang, ia dinominasikan untuk menerima penghargaan Nobel Perdamaian.