CINCIN pernikahan menjadi salah satu elemen terpenting dalam sebuah pernikahan. Benda ini melambangkan ikatan suci pernikahan dari kedua mempelai. Oleh karena itu, setiap pasangan disarankan untuk benar-benar teliti sebelum membeli cincin pernikahan mereka.
Selain memperhatikan desain dan ukuran cincinnya, Anda juga harus memilih bahan yang tepat. Sebagaimana diketahui, saat ini banyak dijual cincin pernikahan yang terbuat dari berbagai jenis bahan.
Menurut penuturan Melvino, Owner V & Co Jewelry, di Indonesia dan sebagian besar negara Asia, cenderung menghindari cincin pernikahan berbahan platinum.
"Jarang yang pakai, karena memang secara usernya tidak terlalu minat dengan bahan platinum. Tapi untuk mereka yang tahu kualitas bahan ini, mereka cenderung memilih platinum karena desainnya lebih banyak dan unik," tutur Melvino.
Ia juga menjabarkan detail bahan-bahan yang sering digunakan untuk membuat cincin pernikahan. Tips ini bisa jadi pertimbangan Anda sebelum memutuskan untuk membelinya.
1. Platina
Dibandingkan bahan lainnya, Platina cenderung lebih mahal karena perbandingannya, 1:1000 dengan emas. Bahan ini juga terbilang langka.
"Karena itulah harganya jadi lebih mahal. Bahannya sudah didapatkan. Sistem produksinya juga tidak sembarangan, tidak bisa diproduksi dengan mudah pakai mesin atau tangan. Dibutuhkan mesin spesial. Cincin jenis ini cocok untuk mereka yang memiliki budget berlebih," tutur Melvino.
2. Gold (emas)
Bahan yang satu ini diklaim lebih cocok dan seringkali direkomendasikan untuk mempelai perempuan. Variasinya pun cukup beragam. Anda bisa memesan cincin berbahan white gold, yellow gold, dan rose gold, disesuaikan dengan selera dan kepribadian masing-masing.
"Sementara untuk mempelai pria, biasanya kita rekomendasikan paladium, karena desainnya cenderung lebih minimalis," timpalnya.
Bahan-bahan cincin pernikahan lainnya: