Meninggalnya Sutopu Purwo Nugroho akibat kanker paru menjadi satu kewaspadaan bagi kita. Sedini mungkin Anda harus mencegah dengan rutin deteksi dini yang mudah sekali dilakukan.
Ketika seseorang terkena kanker, termasuk kanker paru akan sangat besar dampaknya. Tak hanya bagi dirinya, namun juga keluarganya. Beban berat akan ditanggung bersama, belum lagi biaya mahal yang menguras kantung.
Perlu diwaspadai, saat ini tingginya polusi udara yang memburuk, paparan asap rokok, hingga para perokok aktif mulai merajalela. Adapun kasus kanker paru seperti yang dihadapi mendiang Sutopo bisa menjadi cerminan bagi diri sendiri.
Â
Spesialis Patologi Klinik dr Bettia M Bermawi, SpPK dari RS St Carolus Jakarta mengatakan, pemeriksaan atau deteksi dini untuk mencegah kanker paru sebenarnya mudah. Ketika ada kecurigaan gejala yang muncul, pastinya harus konsultasi dengan dokter.
"Kanker paru gejalanya spesifik, misalnya kalau batuk-batuk lebih dari dua minggu itu rawan. Jangan cuma minum obat warung, karena pasien harus waspada dan cek ke dokter," ucap dr Bettia saat ditemui di Prodia Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019).
Â
Nantinya, sambung dr Bettia, dokter akan mendengar hitung napas, pemeriksaan dahak, serta dipastikan dengan cek darah. Disertai pula dengan pengukuran berat badan, serta gejala lainnya yang dicurigai kanker paru.
Terutama bagi pria, dr Bettia menganjurkan Anda untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, demi deteksi dini kanker paru. Secara populasi, pria rentan dengan penyakit yang merenggut nyawa Kepala Humas dan Pusdatin BNPB itu.