Dalam sebuah pertemanan, tentunya akan selalu ada permasalahan yang muncul. Terkadang permasalahan bukan hanya sekadar sifat buruk dari teman, melainkan juga gaya hidup masing-masing orang.
Ya, terkadang ada orang yang terjebak dalam lingkaran pertemanan yang gaya hidupnya mewah, padahal dia sendiri tidak memiliki cukup uang untuk mengikutinya. Bila sudah begitu, tak menutup kemungkinan orang tersebut melakukan berbagai cara untuk mendapatkan banyak uang.
Entah itu meminjam orang lain, menggunakan tabungan, atau bahkan yang tergolong nekat seperti mencuri. Semuanya dilakukan agar ia tidak dikucilkan oleh lingkaran pertemanannya. Namun, apakah harus demikian?
Menurut psikolog klinis dewasa, Arrundina Puspita Dewi, M.Psi, tetap bertahan dalam lingkaran pertemanan yang gaya hidupnya mewah tidak masalah. Sebab dalam pertemanan ada kebutuhan emosional yang juga terpenuhi sehingga memberi kenyamanan dalam diri seseorang. Hanya saja, jangan lupa untuk membuat batasan bagi diri sendiri.
"Ketika pertemanan justru lebih banyak merugikan dan destruktif karena ada kebiasaan yang tidak bisa diikuti, tanyakan pada diri sendiri, 'Sebenarnya apa yang didapatkan dari pertemanan ini? Sebandingkah kebutuhan yang terpenuhi dengan apa yang dilakukan atau dikorbankan?' Jika tidak, jelaskan ke teman kalau ada hal-hal atau kebiasaan yang tidak bisa diikuti," tutur Arrundina sewaktu dihubungi Okezone melalui pesan singkat belum lama ini.