Sejatinya mempunya buah hati dalam pernikahan menjadi anugerah luar biasa. Namun tak sedikit pasangan yang menikah tetapi belum dianugerahi keturunan. Ada banyak cara ditempuh untuk bisa hamil, salah satunya melalui program bayi tabung.
Bayi tabung alias in fitro vertilization (IVF) merupakan pilihan alternatif bagi pasangan yang ingin punya anak. Bayi tabung dilakukan dengan cara menggabungkan telur dan sperma di luar tubuh.
Kemudian, sel telur yang sudah dibuahi dan sudah dalam fase siap akan dipindahkan ke dalam rahim perempuan. Begitulah penjelasan sederhana dari bayi tabung.
Namun, sebenarnya proses bayi tabung berlangsung panjang karena diperlukan persiapan yang matang. Lantas, apa saja persiapan yang harus dilakukan untuk menjalani program bayi tabung? Berikut penjelasan dari Dr. Aryando Pradana SpOG, Sabtu (27/7/2019).
1. Persiapan matang
Pasangan yang ingin berhasil menjalani bayi tabung, hal paling penting yang perlu diperhatikan adalah persiapan. Mulai dari perencanaan matang, budget, waktu, dan pemilihan klinik.
"Pasien harus tahu ingin memulai programnya seperti apa. Dia harus ketemu dokter dan ngobrol. Mau rencananya apa. Jika program pertama tidak berhasil, maka akan dilakukan program kedua dengan mencari obat yang tepat," kata dokter yang kerap disapa Nando ini.
Biasanya, lanjut dr Nando, pasien yang tidak berhasil, itu karena hanya memiliki satu embrio dan persiapannya kurang. Bisa juga terjadi kelainan kromosom. "Pasien bisa melakukan olahraga kecil seperti lari seminggu tiga kali, makan sehat, dan tidak junkfood," katanya.
2. Usia
Usia juga menentukan tingkat keberhasilan pasien. Jika usia masih di bawah 35 tahun, kesempatan untuk berhasil bayi tabung sebesar 50-60 persen. Berbeda jika usia sudah berada di atas 35-40 tahun. Kemungkinannya makin kecil. Makanya harus dipersiapkan sejak dini.
3. Rileks
Biasanya, kegagalan terjadi karena pasien stres atau kelelahan bekerja. Kemudian, psikologisnya terganggu. Jika stres, maka akan terjadi kontraksi kecil dan embrio sulit menempel. Sebaiknya pasien rileks saat melakukan tanam embrio agar menempel dengan baik di rahim. "Pasien juga disarankan untuk konseling terkait program bayi tabung ini. Dengan begitu, pasien akan percaya diri. Dia harus memiliki rencana jika program berhasil dan tidak, apa yang dilakukan," kata dokter yang praktik di Morula IVF Jakarta-IVF Center ini.