RANGSANGAN dan gairah dapat membuat bercinta terasa menyenangkan. Sensasi menyenangkan itu pun melibatkan banyak bagian tubuh. Tapi tahukah Anda sebenarnya perasaan itu sangat tergantung pada otak. Alasannya karena otak melepaskan hormon yang mendukung kenikmatan seksual dan menafsirkan stimulasi sebagai kesenangan.
Sebuah penelitian pada tahun 2016 menunjukkan, otak bisa menjadi organ seksual yang paling penting. Penulis penelitian tersebut menemukan orgasme adalah keadaan kesadaran indrawi yang meningkat. Orgasme dapat dapat memicu keadaan seperti trance di otak yang membuat pikiran cenderung lebih rileks dan lebih fokus terhadap suatu hal, tak terkecuali ketika bercinta.
Melansir Medical News Today, Minggu (11/8/2019), agar seks terasa menyenangkan, otak harus menafsirkan sensasi seksual sebagai kesenangan. Cara kerjanya adalah saraf di area seksual tubuh mengirimkan sinyal khusus ke otak. Kemudian otak menggunakan sinyal tersebut untuk menciptakan berbagai sensasi seksual.
Pembawa sinyal tersebut yang dikenal dengan neurotransmitter akan membantu otak berkomunikasi dengan area lain dari tubuh. Maka tak heran bila sejumlah neurotransmiter memiliki peran penting dalam kenikmatan seksual. Apa sajakah neurotransmitter itu? Simak ulasan berikut ini :
1. Kadar prolaktin
Sesaat setelah orgasme terjadi, kadar prolaktin akan meningkat. Hormon ini berkaitan dengan kurangnya respons seksual saat periode refraktori berlangsung. Periode refraktori adalah rentang waktu yang berlalu setelah selesainya rangsangan fisik dan stimulasi. Pasangan suami istri sering kali merasa lega setelah orgasme berlangsung dan butuh waktu sejenak untuk kembali melanjutkan aktivitas seksual. Inilah yang disebut periode refraktori.
2. Dopamin
Hormon yang satu ini berkaitkan dengan motivasi dan penghargaan. Dopamin membantu meningkatkan gairah bercinta dan tubuh terus mengeluarkannya selama ada rangsangan. Tak heran jika dalam aktivitas seksual ada respon-respon yang semakin meningkatkan gairah pasangan karena mereka merasa dihargai.