SEJARAH kelam Indonesia di zaman penjajahan tidak hanya tertuang dalam perjuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan. Kenangan masa lalu yang masih sangat kental tersebut pun tersirat pada sejumlah bangunan bekas peninggalan para penjajah dan terkenal angker hingga kini.
Sebagaimana diketahui, saat ini masih terdapat beberapa bangunan peninggalan penjajahan Belanda yang masih dilestarikan hingga saat ini. Pemilik gedung tersebut tidak mengganti tekstur dan desain bangunan angker itu dan hanya merenovasinya agar tampak lebih indah.
Alhasil, meskipun terlihat indah namun bangunan tersebut masih menyimpan keangkeran hingga menyimpan misteri maupun penampakan dari energi masa lalu. Dalam artikel ini, Okezone akan merangkum, Okezone akan membagikan lima tempat angker peninggalan penjajah.
1. Hotel Yamato/Hotel Majapahit
Â
Hotel yang terletak di Surabaya, Jawa Timur ini memang sangat terkenal. Dulunya hotel ini bernama Hotel Yamato, dimana perjuangan arek-arek Suroboyo terlihat jelas ketika berusaha memerdekakan Indonesia dari tangan para penjajah.
Hotel dengan arsitektur vintage ini kabarnya sering terjadi penampakan dan terkenal angker. Ruangan Bromo Room dinilai sebagai bagian yang paling angker dari tempat ini. Konon, banyak penampakan noni-noni Belanda yang kerap terlihat di sudut ruangan.
2. Museum Fatahilah
 
Museum Fatahillah juga menyimpan kesan angker dan menyeramkan meskipun terletak di Ibu Kota. Bangunan dengan arsitektur Belanda yang berdiri kukuh ini memiliki banyak cerita seram. Bahkan salah satu penjaga museum kerap mencium bau darah yang menyengat dan penampakan noni-noni Belanda.
3. Lawang Sewu
 
Jika Anda berkunjung ke Semarang, Jawa Tengah maka akan menemukan bangunan bernama Lawang Sewu yang sangat ikonik. Bangunan tersebut diberi nama “Seribu pintu” karena jumlah jendela yang ada di bangunan tersebut. Konon katanya penjara bawah tanah dan lantai paling atas ini dihuni oleh para hantu dari zaman penjajahan.
4. Batavia Café

Kafe ini masih terletak di sekitaran Museum Fatahillah. Desain Belanda pun masih sangat melekat pada bangunan yang satu ini. Konon katanya café ini memiliki lorong penjara bawah tanah yang terhubung dengan Museum Fatahillah. Beberapa penampakan wanita pun kerap terlihat di tempat ini, seperti noni-noni Belanda maupun wanita pribumi.
5. Hotel Salak Heritage
 
Hotel ini dibangun pada zaman penjajahan Belanda pada 1856 silam. Nama salak sengaja disematkan karena letak hotel ini yang berada di bawah kaki Gunung Salak. Menurut sejarah hotel ini dulunya menjadi tempat meeting para petinggi dan elit Belanda.
Namun pada zaman Jepang, tempat ini beralih fungsi menjadi markas polisi militer Jepang. Setelah merdeka barulah tempat ini menjadi Hotel Salak hingga hari ini.