MENYAPA mata pertama kali, koleksi Sebastian Gunawan itu berwarna neon dengan sentuhan geometris nan feminin. Lalu berlanjut ke koleksi dengan statement di bagian dada yang cukup besar, bikin mata tak ingin lepas pandangan. Warnanya sama, neon.
Permainan warna yang terbilang berani ditunjukan Desainer Sebastian Gunawan di koleksi bertajuk 'Incantesimo'. Napas baru, meski dengan DNA yang sama dari tangan sang desainer. Permainan structure dress menjadi daya tarik koleksi kali ini.
Jika diperhatikan, dari ke-85 koleksi teranyar, Sebastian Gunawan ingin mengesankan statemental sekaligus dramatis. Bagaimana tidak, lampu, air mancur, hingga mozaik klasik dia tumpahkan semua dalam bentuk koleksi dress couture cantik.
Di koleksi kali ini, napas Sebastian Gunawan hidup di era 1900 hingga 1930an. Sosok ilustrator yang jadi ide awal pembuatan koleksi ini ialah Leon Baskt. Dari sosok ini, Sebastian bersama istri, Cristina Panarese, menghasilkan koleksi geometris art-deco nan indah.
"Kami sengaja mau menunjukan bagaimana indahnya arsitektur dan bangunan di era 1900 hingga 1930an. Makanya, di beberapa koleksi, penggambaran akan hal itu dapat terlihat sangat jelas," terang Cristina Panarese pada Okezone seusai fashion show yang dihelat di Grand Ballroom Hotel Mulia Jakarta.
Struktur yang sangat jelas terlihat ialah bentuk air mancur, lampu hias, hingga penggambaran bangunan dengan mozaik khas era 1900 hingga 1930an. Warna yang dipakai pun terbilang bold karena di era itu, banyak pencampuran dari berbagai negara dan itu yang membuat koleksi ini menjadi lebih sempurna.
Ingin membawa kesan 'structure dress' dengan aksen geometris membuat beberapa koleksi 'Incantesimo' terlihat dipaksakan. Seperti di koleksi dress panjang dengan bagian tangan digantikan dengan permainan lace dan tulle yang dibuat structural. Koleksi lain bahkan menyampurkan dua hal menjadi satu dan terlihat 'too much'. Dress dan outer puffy rasanya kurang pas.