Tak hanya itu, dia juga melihat potensi yang begitu besar di bidang perikanan. Ya, di desa tersebut, cerita Princess, banyak sekali empang tapi sayangnya tak diurus dengan benar. Alhasil, empang di sana tak memberi manfaat yang berarti untuk masyarakat.
Nah, kegelisahan Princess akan tiga masalah lingkungan itu yang akhirnya merumuskan beberapa langkah nyata di projek BWAP.
"Untuk masalah sampah, aku coba sosialisasiin ke masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan. Selanjutnya, aku juga coba berikan alat inseminator sampah yang efek polusinya 98% lebih aman untuk manusia dibandingkan bakar sampah secara konvensional," kata Princess.
Kemudian, untuk masalah kotoran sapi, dia pun turun tangan memberikan sosialisasi pada masyarakat di sana agar bisa mengolah kotoran sapi itu menjadi pupuk organik sekaligus bio gas.
Dengan langkah itu, Princess menjelaskan kalau masyarakat di sana mulai bisa mengolah kotoran sapi bahkan bisa menjualnya sebagai pupuk organik. Tidak hanya itu, karena bio gas sudah dibangun, masyarakat pun akhirnya bisa menyisihkan uang untuk beli gas biasa.
Nah, uang yang disisihkan tersebut bisa dibelikan bibit ikan yang kemudian diolah menjadi menu ikan pindang. Ternyata ini berhasil dan memberi dampak lanjutan pada pengelolaan empang yang semakin baik sekarang.
"Ya, empang yang ada di desa ini diisikan dengan bibit ikan yang nantinya diolah menjadi menu ikan pindang. Selain menyumbangkan bibit ikan, tim projek BWAP Miss Indonesia 2019 juga merevitalisasi empang supaya lebih bisa digunakan dengan baik," ucap Princess.