Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebut tingkat prevalensi diabetes melitus (DM) mencapai 10,9 persen. Indonesia sendiri diprediksi memiliki lebih dari 10 juta kasus diabetes dan kerap berujung pada masalah seksual.
Tidak bisa dipungkiri, penyakit diabetes yang berangsur lama dan kadar gula darah yang tidak terkontrol penderitanya mengalami masalah saat di ranjang. Sebagian dari mereka kerap mengalami disfungsi ereksi yang berujung impotensi.
Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) wilayah Jabodebek, Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, mengatakan disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh dua hal yakni neuropati dan penyempitan pembuluh darah.

Seperti diketahui neuropati adalah kerusakan saraf tepi yang disebabkan oleh diabetes. Neuropati adalah salah satu komplikasi diabetes yang paling sering muncul dengan prevalensi antara 16 - 66 persen.
“Pertama adalah karena masalah neuropati dan kedua, karena penyempitan pembuluh darah. Potensi itu sebenarnya karena neuropati. Bagian dalam orang yang impotensi itu karena ada neuropati,” terang Prof. Mardi, saat dijumpai Okezone di kawasan Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).

Prof Mardi pun menjelaskan penyebab kedua yang kerap dialami oleh penderita diabetes adalah pembuluh darah yang menyempit. Penyempitan ini membuat suplai darah ke saraf maupun alat kelamin menjadi terganggu hingga berpotensi disfungsi ereksi.
Meski demikian Prof. Mardi menjelaskan bahwa penderita diabetes tidak harus khawatir. Pasalnya gangguan seksual baru akan dirasakan para penderitanya apabila sudah mengidap penyakit tersebut sekira lima tahun lamanya.

“Biasanya disfungsi ereksi dan impotensi akan dialami penderita diabetes yang sudah lama. Kurang lebih sekira lima tahun seseorang menderita diabetes. Biasanya kemampuan seksnya menurun salah satunya ejakulasi dini,” tuntasnya.