Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memang kerap mengalami defisit. Tentunya pemerintah masih berusaha untuk melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hal ini. Salah satunya dengan mengadakan Future Trends Forum ke-12.
Future Trends Forum adalah forum diskusi di mana para pemangku kepentingan dari negara Asia Pasifik bertemu dan berdiskusi tentang perkembangan serta tantangan yang dihadapi dalam sistem kesehatan. Mereka semua turut memberikan masukan terhadap defisit anggaran yang dialami BPJS saat ini.
Associate Proffesor Saw Hocl School of Public Health, NUS Dr. Jeremy Lim mengatkaan, defisit anggaran pada penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan suatu hal yang normal. Bahkan, beberapa negara lain yang menerapkan sistem ini pun mengalami hal yang sama.
"Hal pertama itu masalah finansial memang selalu menjadi tantangan. Hampir semua negara-negara yang telah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional pasti mengalami defisit pada awal-awal penerapannya," ungkap Jeremy di Gedung Kemenkes RI, Kamis (21/11/2019).
Jeremy menegaskan, menyusun skema pembiayaan dan menentukan jangkauan populasi untuk ditindaklanjuti, harus menjadi prioritas utama pemerintah untuk memperbaiki sistem Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia. Selain itu, kualitas pelayanan kepada masyarakat pun perlu ditingkatkan.
"Ada beberapa hal untuk prioritas, mulai dari populasi mana yang terlebih dahulu dicover, kemudian terkait dengan pelayanan yang diberikan. Semua ini akan terus berganti tergantung dari kondisi ekonomi dan kemauan dari pemerintah," tuntas Jeremy.