Guru memiliki peranan penting dalam menciptakan bibit-bibit unggul di masa depan. Tugas guru tak hanya sekadar menyampaikan pelajaran untuk dimengerti para siswanya.
Tapi lebih dari itu, seorang guru juga perlu memiliki empati untuk memaksimalkan potensi dalam diri siswa yang diajarnya. Sebab bagaimanapun, selain di rumah anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah.
Saat ini para guru menghadapi siswa yang merupakan generasi alpha. Para siswa lahir di atas tahun 2010 di mana teknologi sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dunia digital dan media sudah sangat dekat dengan siswa. Maka dari itu, guru harus terus berinovasi dalam cara mengajar dan meningkatkan kompetensinya.
Â
"Proses belajar mengajar di sekolah harus disesuaikan dengan generasi alpha. Sekarang ini guru tak lagi bisa menerapkan metode mengajar hanya dengan di depan kelas menjelaskan isi pembelajaran lalu kalau ada siswa yang salah dilempar," ujar psikolog klinis Analisa Widyaningrum saat ditemui Okezone dalam konferensi pers Wardah Inspiring Teacher 2019, Jumat (22/11/2019), di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.
Psikolog yang memiliki fokus pada dunia pendidikan itu mengatakan, sekarang ini guru bisa mengajar dengan metode yang lebih kreatif. Misalnya menayangkan video dari media sosial yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Ini menandakan kompetensi empati guru telah meningkat.
"Kompetensi empati guru itu melihat kebutuhan siswa, bukan hanya melihat apa yang perlu diajarkan guru," ucap psikolog yang akrab disapa Ana itu.