SUDAH tiga hari sebagian wilayah Jabodetabek masih diterjang banjir besar. Risiko penyakit hipotermia bisa saja muncul menyerang kelompok rentan.
Di lokasi pengungsian banjir sudah mulai muncul keluhan risiko penyakit hipotermia. Untuk pencegahan, di beberapa wilayah yang masih terendam banjir, butuh perhatian khusus dari tenaga medis.
Hipotermia sangat rentan terjadi pada bayi dan lansia. Tak menutup kemungkinan, para korban banjir Jabodetabek pastinya ada dua dari kelompok masyarakat ini. Karena itu, mereka butuh perhatian khusus dari tenaga medis untuk mencegah datangnya risiko hipotermia.
Bicara mengenai hipotermia, di musibah banjir ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 16 orang yang tewas. Tiga orang di antaranya karena hipotermia. Masalah ini harus disikapi serius, terlebih pada bayi dan lansia.
Lantas, bagaimana solusinya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi hipotermia pada bayi dan lansia? Dikutip dari Healthline, jika hipotermia terjadi pada bayi, orangtua mesti memastikan suhunya tidak turun secara drastis.
Penggunaan termometer menjadi penting untuk pengecekan lanjutan, supaya penanganan bisa maksimal. Anda harus tahu bahwa suhu tubuh bayi lebih bisa cepat dingin, dibandingkan orang dewasa. Makanya harus ada penanganan segera untuk membantu menstabilkan suhu tubuh bayi.