Selain itu, kata Budi, pasien yang datang juga sering ditolak karena kamar yang tidak ada. Alhasil sering timbul perasaan diskriminasi antara pasien biasa dengan peserta JKN-KIS.
Adapun masalah lainnya yang sering dihadapi peserta JKN-KIS adalah penjadwalan yang diundur, sehingga pasien tak kunjung dijadwalkan mendapatkan tindakan.
Dalam menyelesaikan masalah antrean, BPJS Kesehatan akan menggabungkan sistem antrean FKTP dan FKRTL, yang terintegrasi lewat aplikasi. Begitu juga dengan display tempat tidur yang bisa diketahui langsung oleh peserta JKN-KIS.
“Dari aplikasi bisa melihat rumah sakit terdekat yang memiliki kamar dan masih kosong. Fungsinya untuk memastikan ada kamar tidur kosong. Bisa terlihat mulai dari VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 sisa berapa,” lanjutnya.