Tak bisa dipungkiri saat ini banyak sekali kasus kekerasan seksual yang terjadi di dunia. Para predator tersebut melakukan aksinya tanpa pandang bulu hanya demi memenuhi nafsu sesaat.
Meskipun insiden meningkat, kasus kekerasan seksual terkadang sulit terungkap. Karena para korban kekerasan seksual biasanya diam dan justru menutup rapat peristiwa yang menimpanya.
Dokter Spesialis Kejiwaan, dr. Gina Anindyajati, SpKJ, mengatakan faktor nilai dan budaya membuat setiap korban menjadi sulit untuk menceritakan insiden yang dialaminya. Alhasil para korban tersebut biasanya mengalami dilema untuk melewati permasalahan yang dihadapinya.
“Jadi korban itu susah terlebih jika korban menceritakan kisahnya sama seperti membuka aib. Jadi ketika ada kasus kekerasan pada anak dan diketahui bahwa pelakunya adalah adik dari ibunya sendiri, maka akan menimbulkan dilema. Bisa datang ke rumah sakit (visum) saja sudah alhamdullilah,” terang dr. Gina, saat diwawancarai Okezone belum lama ini.
Untuk menindaklanjutinya secara hukum, para korban juga harus berhadapan dengan polisi. Bagi kejiwaan seorang korban kekerasan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh polisi bukanlah hal yang mudah. Mereka akan menghadapi posisi yang sulit dan sangat dilematis.
“Bisa dibayangkan bagaimana proses ketika polisi menginterogasi mereka? Mereka akan diinterogasi oleh penyidik pertama, dilanjutkan dengan penyidik kedua. Terlebih besoknya mereka juga harus ditanya dengan hal yang sama berulang kali. Hal ini akan menyebabkan trauma psikis yang sangat berat bagi sang korban,” lanjutnya.