MENJALANI aktivitas di lokasi karantina virus korona di Natuna selama 14 hari, dinilai akan membuat Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, rentan stres. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berbagai fasilitas yang membuat mereka nyaman.
Misalnya saja menyediakan alat musik dan beberapa aktivitas yang dapat menghibur mereka. Tidak hanya itu, Kemenkes pun sudah menyiapkan tim psikolog yang akan menemani mereka. selama menjalani karantina virus korona.
Para WNI dari Wuhan ini harus menjalani karantina virus korona, yang diperkirakan akan berakhir pada 15 Februari 2020. Tim psikolog telah didatangkan sejak Selasa 4 Februari 2020.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, mengatakan, tak hanya dari segi jasmani, pemerintah juga memberikan dukungan layanan kesehatan jiwa. Hal ini didasari kondisi mereka di lokasi karantina virus korona di Natuna, ruang geraknya terbatas.
โSelasa 4 Februari 2020, telah hadir tim dukungan untuk layanan psikologi baik dari Kementerian Kesehatan dan atau UPT-UPT Kementerian Kesehatan, serta organisasi profesi untuk memberikan dukungan layanan,โ kata Anung dikutip Okezone dari Sehat Negeriku Kemenkes, Kamis (6/2/2020).
Di sana ruang gerak WNI dari Wuhan belum sepenuhnya leluasa. Mereka pun rentan stres jika tak ada fasilitas memadai dari pemerintah.
Dengan sampainya tim psikolog di Natuna, Dirjen Anung menegaskan, tim tersebut telah siap memberikan pendampingan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Apapun kebutuhan WNI dari Natuna bisa dipenuhi.
Berdasar update data Kemenkes per Rabu 5 Februari 2020, jumlah psikolog yang dihadirkan sebanyak 7 orang. Mereka ditempatkan di ring 1 lokasi karantina virus korona di Natuna.
Mereka akan memberikan layanan konseling bagi seluruh WNI dari Wuhan yang dikarantina. Para psikolog itu juga akan terus mendampingi sampai masa karantinanya selesai.
(dwk)