Dampak wabah COVID-19 meluas ke berbagai sektor, termasuk di antaranya terhadap industri fesyen. Salah satu pekan mode dunia paling bergengsi di dunia, London Fashion Week tak luput terkena dampak dari wabah COVID-19.
Inggris memang termasuk dalam negara yang memiliki kasus positif virus korona COVID-19 di London. Dampaknya para pembeli atau buyers dan awak media dari China absen hadir di London Fashion Week.
Selain itu, dampak yang juga paling kelihatan adalah masker pelindung wajah dan hand sanitiser seliweran di mana-mana. Para pengunjung yang hadir terlihat mengenakan masker pelindung wajah dipadukan bersama outfit stylish sebagai alat perlindungan diri paling dasar dari paparan COVID-19.
Selain itu, dengan adanya wabah COVID-19 ini juga mengakibatkan hambatan untuk peluncuran koleksi rancangan. Beberapa koleksi terpaksa tidak bisa ditampilkan di panggung runway.
Sebab mengalami keterlambatan logistik karena larangan traveling semakin berlanjut. Ditambah dengan adanya penutupan sementara pabrik-pabrik tekstil, seperti contohnya yang dialami desainer asal China, Yuhan Wang.
โKarena virus korona COVID-19, semua koleksi yang dikerjakan menggunakan tangan (handcrafted) yang dibuat di China tidak bisa sampai di sini. Pabrik-pabrik juga tutup, para kurir juga tidak bekerja. Jadi aku harus memangkas koleksi,โ ujar Yuhan, seperti dikutip Metro, Senin (17/2/2020).
Di gelaran London Fashion Week 2020 ini sendiri akan dipresentasikan koleksi rancangan terbaru dari lebih 60 brand ternama dunia, seperti Burberry dan Tommy Hilfiger.
(hel)