SEBAGAI salah satu negara berkembang, tak bisa dipungkiri di Indonesia masih banyak rumah tangga pra-sejahtera. Faktor pernikahan disinyalir menjadi penyebab utama semakin banyaknya jumlah rumah tangga pra-sejahtera di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesa (PMK), Muhadjir Effendy. Ia mengatakan jumlah keluarga pra-sejahtera di Indonesia berdasarkan data 2019 masih tinggi.
“Saat ini ada 57.600.000 keluarga di Indonesia. Dan 9,4 persen di antaranya atau sekira 5 juta dari itu adalah rumah tangga miskin. Jika jumlah itu ditambah dengan keluarga hampir miskin (lebih mudah jadi miskinnya ketimbang jadi kaya) maka akan menjadi 16,8 persen atau sekira 15 juta,” terang Muhadjir Effendy dalam acara Rakerkesnas 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020).