Virus korona Wuhan yang mewabah di China, akhirnya menyebar ke berbagai penjuru dunia, ke Jepang, Korea, Indonesia, Italia, bahkan Amerika. Namun COVID-19 yang menyebar ini secara perlahan menunjukkan penyakit dengan gejala yang relatif ringan.
Kecenderungan ini serupa dengan gejala wabah virus H1N1 atau flu babi dan influenza. Profesor epidemiologi dari Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS) Marc Lipsitch mengatakan, tingkat kematian COVID-19 mirip dengan influenza.
Lipsitch memperkirakan dalam masa setahun ke depan, 40% hingga 70% dari populasi dunia dapat terinfeksi virus korona. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti setiap orang yang terinfeksi akan memiliki gejala yang parah.
Sebagian besar pasien, terang dia, mungkin memiliki gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
Apabila populasi dunia saat ini adalah 7,52 miliar jiwa, maka 70% dari itu adalah 5,2 miliar lebih. Laporan tersebut menyatakan, empat dari virus corona yang saat ini diketahui menginfeksi manusia dan mudah menyebar ke seluruh dunia karena gejala ringan.
Lipsitch percaya bahwa COVID-19 kemungkinan akan menjadi virus corona kelima yang dapat menyebar luas di antara manusia. Jika wabah belum bisa dikendalikan, maka di masa mendatang istilah musim pilek dan influenza dapat menjadi musim pilek, influenza, pneumonia Wuhan.