PELECEHAN seksual bisa menimpa siapapun, tak pandang jenis kelamin dan juga tempat. Meski banyak dialami oleh perempuan, namun bukan berarti tidak ada kaum pria yang menjadi korban tindakan asusila ini.
Himbauan yang selama ini digaungkan adalah lawan tindakan asusila dengan segera melapor ke petugas. Namun bagi korban hal ini tidak semudah saat dikatakan.
Nah, sebetulnya apa yang harus dilakukan agar bisa berani untuk segera melapor dan bercerita saat mengalami tindakan asusila? Tapi tunggu dulu, ternyata untuk soal lapor-melapor ini tidak bisa disamaratakan terhadap semua orang.
Menurut psikolog Zarra Dwi Monica, M.Psi., sebenarnya konsep pertama yang harus dipahami adalah harus tetap menghargai keputusan yang berbeda tentang melapor dari setiap korban.
Ilustrasi. Foto: Istimewa
Pendek kata, jika korban memilih untuk tidak melapor, makan keputusan tersebut harus tetap dihargai. Sebab setiap keputusan yang hadir pasti memiliki pertimbangannya sendiri. Apalagi tidak bisa disangkal, di lingkungan sosial Indonesia banyak stigma seputar korban tindakan asusila.
“Kita sebenarnya harus menghargai keputusan dari penyintas untuk melapor atau tidak, yang bersangkutan pasti punya pertimbangan sendiri. Wajar kalau penyintas sulit bercerita karena rasa trauma yang dialami, serta banyaknya stigma mengenai pelecehan seksual (red. tindakan asusila), jadi kalau kita bukan penyintas, sebaiknya tidak memaksa untuk mengambil keputusan tertentu,” papar Zarra, saat dihubungi Okezone belum lama ini.
Ilustrasi. Foto: Istimewa
Jika posisinya sebagai korban tindakan asusila, tips agar mau melaporkan adalah menguatkan mental serta menumbuhkan keyakinan terhadap keputusan yang akan diambil.