Share

Berlayar Keliling Dunia, Pasangan Ini Tak Tahu Ada Pandemi Corona

Pradita Ananda, Okezone · Jum'at 24 April 2020 14:58 WIB
https: img.okezone.com content 2020 04 24 612 2204307 berlayar-keliling-dunia-pasangan-ini-tak-tahu-ada-pandemi-corona-yyjbUTB2J2.jpg Berlayar keliling dunia (FotoL Architectural Digest Middle East)

Seluruh dunia tengah berada di masa sulit menghadapi wabah virus corona COVID-19, yang telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO sejak awal Maret 2020 lalu.

Tapi, percaya atau tidak ternyata ada loh orang yang belum mengetahui tentang kondisi dunia yang sedang pandemi virus corona COVID-19.

Pasangan itu adalah Elena Manighetti dan Ryan Osborne. Keduanya berlayar keliling dunia lewat laut selama kurang lebih sudah satu bulan.

 Berlayar

Elena dan Ryan sama-sama berhenti dari pekerjaannya pada 2017 silam, lalu memutuskan untuk membeli kapal yatch dan berkeliling dunia melalui jalur laut. Pasangan yang sebelumnya tinggal di Inggris ini, kemudian berlayar keliling dunia mulai dari melintasi Samudra Atlantik lanjut ke Kepulauan Canary, hingga ke Karibia.

Kemudian pada pertengahan Maret 2020 lalu, setelah kurang lebih 25 hari berlayar di tengah laut. Elena dan Ryan baru tersadar ada masalah ketika menepi di satu dermaga kecil.

Sebelum menepi di dermaga kecil tersebut, sinyal ponsel keduanya memberitahukan bahwa perbatasan pulau akan ditutup karena pandemi global.

Sesaat sebelum berlayar, seperti yang dilaporkan oleh BBC News, Elena dan Ryan berpamitan kepada sanak keluarga dan teman-teman mereka dengan berpesan untuk tidak menghubungi mereka dengan kabar buruk apapun.

Maka tak heran, pasangan ini sama sekali tak tahu dengan apa yang terjadi di dunia saat ini. Sebab keluarga dan kerabatnya tak ada yang memberitahu mereka kondisi dunia yang mengalami pandemi corona.

“Februari lalu kami sempat dengar berita ada virus di China, Tapi dengan keterbatasan informasi, kami pikir ketika kami sampai di Karibia di hari ke-25 semua telah selesai. Ketika kami sampai, kami tersadar bahwa ternyata masalah tersebut belum selesai dan sekarang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia,” ujar Ryan dan Elena, seperti dikutip Vt, Jumat (24/4/2020).

Menurut pengakuan Ryan, kala itu ia mencoba merapat di salah satu wilayah Prancis di Karibia tetapi yang terjadi adalah semua perbatasan wilayah telah ditutup, begitu juga dengan pulau-pulau.

Hingga akhirnya Elena dan Ryan memutuskan untuk mengalihkan rute ke Grenada, untungnya walau sedang berlayar di laut, keduanya bisa menemukan tempat yang bisa menangkap sinyal 4G.

Dari sinilah keduanya baru tahu bahwa sedang terjadi pandemi global COVID-19, dan Italia yang merupakan kampung halaman Elena jadi salah satu negara paling terdampak.

“Seorang teman kami sudah berada di Saint Vincent, yang merupakan tujuan kami. Kami berhasil menghubungi dia 10 jam sebelum kami tiba di dermaga. Ia memberi tahu bahwa kami akan ditolak masuk karena saya warga negara Italia, meskipun saya sudah beberapa bulan tidak ke Italia,” curhat Elena.

Untung saja, Elena dan Ryan telah merekam jejak rute perjalanan mereka melalui GPS. Bukan hanya jadi bukti sejarah perjalanan di laut, tapi sekaligus juga jadi bukti bahwa mereka berdua telah mengisolasi diri di tengah laut lepas selama 25 hari.

Follow Berita Okezone di Google News

Elena kemudian dikabari oleh sang ayah tentang kondisi di Italia, terutama di kampung halamannya, Lombardy, salah satu kota yang terdampak paling buruk di dunia.

“Ayahku mengirimkan potongan berita tentang kampung halamanku yang dimuat di New York Times, membuatku merasa bahwa kejadian ini benar-benar nyata, membuatku sangat terkejut.

"Keluargaku aman di rumah dan telah lockdown lebih dari enam pekan. Tapi orang-orang yang aku kenal sejak lama, kini telah meninggal,” tambah Elena.

Sekarang, keduanya untuk saat ini bisa aman berlindung di Bequia, Saint Vincent. Tetapi Elena dan Ryan tak menampik tetap merasa khawatir, tidak tahu berapa lama mereka bisa tinggal di daerah tersebut. Meskipun tetap berharap mereka bisa melanjutkan perjalanan, mengeksplor Karibia.

“Untuk sekarang, sementara waktu kami tidak ingin pergi dari Saint Vincent, karena tidak ada tempat yang dibuka sekarang. Kami berharap bisa keluar sebelum musim badai dimulai pada awal Juni, kami sebetulnya terjepit di antara musim badai dan virus,” pungkas Elena.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini