Drama korea (drakor) The World of Married dengan tema perselingkuhan tengah viral di Indonesia. Para penonton dibuat geram dengan alur cerita serta kelakuan perebut laki orang atau pelakor yang diperankan aktris cantik Han So Hee.
Drama atau film tentang perselingkuhan memang gambaran sekilas kehidupan nyata. Tak jarang kita sering mendengar kasus perselingkuhan yang berujung pada berceraian baik di kalangan biasa, pejabat, hingga artis. Hal yang kadang bikin heran, ada kasus perselingkuhan dilakukan seseorang meskipun keluarganya harmonis.
Jadi sebenarnya faktor apa yang mendasari seseorang memutuskan untuk berselingkuh? Padahal keluarganya terlihat bahagia? Terkadang, beberapa orang tidak bisa mencegah dirinya untuk berselingkuh sekalipun pernikahannya baik-baik saja.
Dikutip dari Solopos.com, terapis pernikahan Aron Anderson di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kebanyakan orang berpikir perselingkuhan hanya terjadi ketika pernikahan seseorang tidak bahagia. Padahal, ada banyak orang yang memiliki hubungan keluarga yang bahagia namun tetap saja berselingkuh.
Berikut ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berselingkuh seperti melansir dari Brightside.me :
Kurangnya keterbukaan antarpasangan
Ketidakmampuan melakukan percakapan dari hati ke hati dengan pasangan dan kurangnya dukungan antara satu sama lain, membuat baik perempuan maupun laki-laki untuk berselingkuh. Konselor pernikahan Gary Neuman, dalam bukunya berjudul The Truth on Cheating, mengatakan bahwa 47 persen klien pria yang berselingkuh mengaku tak memiliki kedekatan emosional dengan pasangannya.
Situasi menjadi lebih sulit ketika kebanyakan pria tidak suka menunjukkan perasaan mereka. Padahal, banyak perempuan yang sangat menginginkan agar pasangannya memiliki perasaan terbuka.
Krisis paruh baya
Memasuki usia tertentu, beberapa orang mungkin mulai mengalami krisis paruh baya. Dalam kondisi ini, orang-orang tersebut mungkin menjadi rentan terhadap godaan. Penelitian yang dipublikasikan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences, pada 2014 melalui situs kencan Ashley Madison, menemukan bahwa para laki-laki cenderung mencari hubungan di luar pernikahan ketika usia mereka berakhir di angka sembilan (misalnya 29, 39, 49 dan seterusnya).
Dengan kata lain, semakin bertambahnya usia pernikahan, bukan berarti aman dari perselingkuhan. Justru, mereka semakin tertantang untuk mencari pasangan lain di luar hubungan pernikahan mereka. Efek serupa ditemukan pada perempuan, namun dengan skala yang lebih kecil.
Tapi bukan berarti kalau seorang pria berkeluarga yang baik atau seorang suami yang penuh kasih tiba-tiba berselingkuh begitu dia berumur 39. Namun, usia seseorang memang dapat menjadi salah satu faktor yang membuat beberapa orang untuk berselingkuh.
Kurangnya waktu bersama pasangan
Selain kurangnya keterbukaan antar pasangan, perlunya waktu luang yang hanya dihabiskan bersama pasangan juga menjadi faktor lainnya. Menurut survei dalam buku berjudul ‘The Normal Bar’ oleh Chrisianna Northrup, Pepper Schwartz, dan James Witte, lebih dari sepertiga orang yang berselingkuh adalah peerja kantoran atau yang sering melakukan perjalanan bisnia dapat menipu istrinya selama perjalanan bisnis.
Sedangkan 13 persen perempuan dapat berselingkuh di tempat kerja. Kemungkinan perselingkuhan di tempat kerja meningkat selama tahun ke 6 hingga 9 masa perkawinan, yang merupakan saat-saat yang paling rapuh bagi suatu pernikahan.