Saat Ramadhan, makanan kaleng mungkin menjadi andalan bagi sebagian orang yang ingin serba praktis. Tapi, bagaimana dengan nutrisinya?
Ada sebagian orang yang mungkin khawatir mengonsumsi makanan kaleng karena dianggap kurang bernutrisi. Tapi, bagaimana sebenarnya nutrisi makanan kaleng?
Dokter spesialis gizi dari RSPI-Puri Indah, Raissa E. Djuanda tak melarang orang-orang mengonsumsi makanan beku dan kalengan saat pandemi COVID-19 saat ini. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
"Sayuran dan buah-buahan beku atau kaleng diperbolehkan, cek nutrition fact dengan syarat pilih yang rendah gula, garam, minyak," kata dia dalam diskusi bersama media melalui daring, Kamis (16/4/2020) seperti dilansir Antaranews yang dikutip Solopos.com
Para ahli kesehatan merekomendasikan asupan garam, gula dan lemak tak berlebihan per hari. Untuk garam sebaiknya tidak lebih dari satu sendok teh atau lima gram per hari. Lalu gula maksimal empat sendok makan atau 50 gram, sementara minyak atau lemak sebaiknya tidak melebihi lima sendok makan atau 67 gram setiap hari.
"Makanan kaleng dan beku perlu dipastikan per serving-nya berapa. Misalnya kemasannya itu 100 gram tetapi di nutrition fact-nya itu biasanya hanya 20 gram, harus diperhatikan kalau habiskan sebungkus," tutur Raissa.
Dia mengatakan, makanan yang dibekukan memang berkurang kandungan nutrisinya walau tak terlalu banyak. Menurut dia, sayur dan buah yang dibekukan masih lebih sehat ketimbang makanan kemasan lain yang mengandung zat tambahan.
"Makanan sehat dari bahan segar, sayur dan buah bisa disimpan di dalam freezer jadi tahan lama bisa sampai dua bulan. Bisa pakai teknik rebus sebentar lalu kasih es baru biar berhenti panasnya, masukan cup dimasukan freezer," tutur dia.
Untuk tips konsumsi selama corona, dia menyarankan makanan berbahan dasar buah dan sayuran dan karbohidrat kompleks misalnya kue dari bahan tepung gandum atau granola.
Bukan Tanpa Nutrisi
Daging, sayuran, dan buah-buahan kaleng tidak sepenuhnya tanpa nutrisi. "Ikan kaleng seperti tuna dan salmon kaya protein dan zinc. Kacang kalengan seperti buncis, kacang hitam, kacang merah, tinggi serat, terutama serat larut, serta mineral seperti magnesium, seng, dan kalium," kata Jaclyn Reutens, ahli diet dan pendiri Aptima Nutrition & Sports Consultants dikutip dari CNA Lifestyle, Minggu (26/4/2020).
Namun, ingatlah kandungan garam, gula dan lemaknya, lalu zat aditif seperti penstabil makanan dan penambah rasa juga digunakan untuk mempertahankan umur simpan.
Jika Anda mempertimbangkan untuk menambahkan beberapa makanan kaleng ke dalam menu Anda sesekali, ada beberapa cara untuk membuatnya lebih sehat.
Mi instan
Kebanyakan orang menambahkan telur ke dalam mi instan mereka, atau potongan daging ayam dan sayuran beku seperti brokoli untuk meningkatkan asupan protein, vitamin A, zinc, iron dan folat.
Untuk penggemar mi instan goreng, Anda dapat menambahkan lebih dari sekadar saus. Caranya, tambahkan tuna kalengan tumis dalam minyak zaitun dengan sayuran campuran beku untuk asam lemak omega-3, vitamin B, Vitamin C dan D, dan serat.
Lalu, tambahkan daging cincang beku beku dan biji-bijian untuk zat besi, folat, magnesium dan serat. Rebus dan tiriskan kacang merah kalengan dan kembang kol beku untuk serat, protein, kalium dan folat; lalu tambahkan ke mie.
Untuk membuatnya lebih sehat, pilih mi instan dengan bumbu natrium lebih rendah atau sebaiknya jangan memilih yang goreng untuk mengurangi asupan lemak.