Susi Pudjiastuti terus berkreasi untuk menciptakan masakan-masakan nikmat selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pada kesempatan kali ini, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan itu mencoba memasak menu yang terbuat dari ikan layur.
Sekadar informasi, belum lama ini Susi baru saja membeli berbagai ikan hasil tangkapan nelayan di Pasar Pangandaran. Oleh sebab itu, dia mencoba untuk mengolah ikan layur berukuran besar untuk santap sahurnya.
“Jadi di sini, ikan layur nya kita bersihkan. Layur tidak punya sisik. Nah, ini kita potong-potong 5cm nanti kita bakar. Setelah bakar, nanti kita masukkan ke dalam bumbu yang sudah kita beri santan. Ikannya enak,” terang Susi, melalui channel Youtubenya.
Pada kesempatan yang sama, Susi pun menjelaskan tentang sejarah kelam ikan layur di Indonesia. Dulunya banya orang menganggap ikan layur itu murahan. Padahal tidak demikian.
“Dulu, sebelum krisis 1998, harga ikan layur cuma Rp700. Gak laku. Saya memulai ekspor waktu itu ke Jepang. Akhirnya ikan layur menjadi fillet, menjadi apa dikenal di Jepang. Harganya, karena waktu itu krisis 1998 naik jadi Rp11 ribu dari Rp700,” lanjutnya.
Wanita nyentrik tersebut mengaku seringkali di tegur sama ibu-ibu di pasar. "gara gara bu susi kita gk bisa makan layur lagi". Beruntung saat ini tapi bila dibandingkan dengan ayam, dan sapi, harga ikan layur masih lebih murah. Masyarakat masih bisa memperoleh ikan ini dengan harga Rp20-30 ribu dari nelayan.
“Dagingnya enak sekali. Duri nya juga cuma ditengah saja. Nah, kawan-kawan, di sini bumbunya. Ada bawang merah, lengkuas, jahe, bawang putih, cabe, lalu daun salam. Kita tidak perlu pake tomat. Kemudian ini ada soun. Saya suka setelah dikasih santan, dikasih soun sedikit,” sambungnya.
Baca Juga: Ikut Acara Offline BuddyKu Fest, Cara Jadi Content Creator Handal Zaman Now!
Baca Juga: Meet Eat Inspire, Hypernet Technologies Tawarkan Solusi PowerEdge Gen 15 Server
Follow Berita Okezone di Google News