Lebih lanjut Reisa menjelaskan, kala itu dia dihadapkan dengan sebuah kenyataan bahwa menjadi dokter tidak seperti yang dia bayangkan ketika masih sekolah. Namun berkat wejangan ibunya lah, Reisa mampu bertahan dalam menghadapi semua rintangan.
"Beliau berkata bahwa sebaik-baiknya pekerjaan kita adalah yang bermanfaat bagi orang lain, bagi orang banyak. Jadi saya harus banyak-banyak bersyukur karena Tuhan telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi seorang Reisa pada saat itu. Wejangan itu selalu saya jadikan pedoman dalam perjalanan hidup saya," ungkapnya.
Reisa menambahkan, semalam dia juga sempat melihat kembali curahan hati yang pernah dia tumpahkan pada tahun 2014 lalu. Dia pun mengaku masih merasakan hal yang sama persis sampai sekarang.
"Rasanya diingatkan kembali betapa kita harus bersyukur dengan semua yang Tuhan telah berikan kepada kita. Terus semangat dan selalu mengucap syukur untuk perjalanan hidup menuju perubahan hidup yang makin amanah, yang lebih baik lagi untuk kemanusiaan, untuk negara, untuk semesta. Karena sekali lagi, sebaik2nya manusia adalah yang paling dapat bermanfaat bagi orang lain," tutur Reisa.
(hel)