HARI ini 80 mal di Jakarta memang sudah dibuka, meski sudah dibuka untuk umum tapi protokol keamanan yang ada di mal sungguh sangat ketat. Pembukaan mal ini sekaligus menggambarkan situasi jelang new normal yang berimbas pada gaya hidup.
Tidak hanya di mal, sejumlah tren yang akan mengubah kebiasaan dan gaya hidup termasuk di dunia fashion dan mode. Lantas, bagaimana new normal di bidang fashion dan mode?
Menurut perancang busana Musa Widyatmodjo, mencoba pakaian sebelum dibeli (fitting) dan bilik ganti (fitiing room) di butik atau mal, hingga pergelaran busana (fashion show) akan menjadi berbeda di fase normal baru ini.
"Misalnya seperti di departement store, kita biasanya fitting (sebelum beli pakaian). Sekarang new normalnya adalah tidak ada lagi fitting room. Customer tidak boleh mencoba baju karena bisa saja menjadi sarana (penularan) virus," kata Musa dalam siaran IG Live bersama Caren Delano seperti dilansir dari iNews.
Baca Juga: Tren Fashion saat New Normal, Pergelaran Busana Akan Digelar Secara Virtual
Sebagai informasi, membeli pakaian tanpa fitting sendiri sudah mulai diterapkan di sejumlah butik di New York, Amerika Serikat. Opsi ini kemudian dialihkan menjadi "window shopping" melalui platform digital.
Lebih lanjut, selain mengubah kebiasaan konsumen, hal ini tentu mendorong pelaku bisnis fashion untuk lebih kreatif dan beradaptasi dengan cepat agar dapat bersaing di industri ini.
"Jadi, brand akan membuat standar yang lebih bagus. Mau tidak mau kita (produsen) harus ciptakan sesuatu dengan sistem dan standar baru dan kuat. Itu jadi tantangan tentang apa yang kita lakukan sebagai retailer maupun pembuat koleksi," ujar Musa.
Selain membeli pakaian tanpa fitting, pergelaran busana (fashion show) secara virtual pun diprediksi akan mulai diperkenalkan dan dilakukan oleh rumah-rumah mode dunia.