Saat ini obat Dexamethasone jadi buah bibir setelah BBC memberitakan bahwa obat ini disetujui sebagai penyelamat untuk pasien infeksi Covid-19 berat. Informasi seputar riset Dexamethasone berasal dari laporan ketua tim peneliti dari the Ramdomised Evaluation of Covid-19 therapy (Recovery) trial on dexamethasone dari Universitas Oxford Inggris.
Perlu Anda ketahui, riset ini belum dipublikasi di jurnal kedokteran tetapi informasi awal efektivitas obat ini sudah dipublikasi. Melihat hasil penelitian ini yang memang akan segera di publikasi melalui jurnal kedokteran, Dexamethasone menjadi obat pertama yang dapat memperbaiki survival pasien Covid-19.
Penelitian ini dilakukan pada 2.104 pasien yang mendapat Dexamethasone 6 mg/hari baik secara oral atau intra vena selam 10 hari dan dibandingkan dengan 4.321 pasien yang tidak mendapat tambahan obat Dexamethasone.
Pada pasien-pasien tanpa diberikan Dexamethasone, angka kematian tertinggi terjadi pada pasien yang membutuhkan ventilator sebanyak 41%. Sedangkan pasien yang hanya menggunakan oksigen angka kematian hanya 25%. Sementara pasien yang tidak membutuhkan intervensi respirasi angka kematian 13%.
Pada kelompok pasien yang mendapatkan Dexamethasone ternyata terjadi penurunan kematian sepertiga kasus yang membutuhkan ventilator, lalu risiko pun turun seperlima pada kelompok pasien mendapatkan oksigen. Sedang pada kelompok pasien yang tidak membutuhkan bantuan respirasi pemberian Dexamethasone, tidak mempengaruhi angka kematian.
"Dari hasil penelitian ini jelas bahwa Dexamethasone mempunyai efek terapi pada pasien infeksi Covid-19 dengan infeksi yang berat dan sedang dan tidak mempunyai efek pada pasien Covid-19 ringan. Informasi ini penting diketahui oleh masyarakat kedokteran dan masyarakat umumnya," terang Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Ari Fahrial Syam, SpPD melalui pesan singkat pada Okezone, Kamis (18/6/2020).