MOTODE mengasuh anak memang beragam, tergantung dari lingkungan sekitar dan keluarga. Oleh karena itu, ada metode halus, disiplin, hingga keras yang digunakan orangtua.
Meski demikian, semuanya sangat bertujuan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak. Ketahanan anak dalam menghadapi tantangan pun meningkat, serta membantu mereka berkembang secara sosial.
Dokter spesialis anak dari Jakarta Child Development Center (JCDC), dr. Vinia Rusli, Sp.A memaparkan, perkembangan anak terjadi dari hubungan antara faktor biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
"Dalam proses perkembangan itu, anak diibaratkan pohon di mana akar-akarnya merupakan kapasitas dan potensinya, lalu keluarga ataupun orang di sekitar anak merupakan tanahnya yang berperan besar dalam proses perkembangan,” kata dr Vinia seperti dilansir dari iNews.
Dokter Vinia menjelaskan, orangtua harus dapat melihat pertumbuhan anak. Salah satunya bisa dilihat dari perubahan pada fisik anak yang dapat diukur, misalnya berat badan, tinggi, lingkar kepala.
"1.000 hari pertama atau semenjak dalam kandungan hingga usia 2 tahun adalah masa emas, karena otak berkembang dari masa kandungan hingga usia 2 tahun. Penting bagi orangtua memerhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak di 1.000 hari pertama, orangtua perlu memerhatikan nutrisi dan stimulasi perkembangan semenjak dalam kandungan hingga usia 24 bulan atau 2 tahun," kata dia.
Baca Juga: Pola Asuh Tepat untuk Anak, Salah Satunya Jangan Mengimingi dengan Hadiah
Bahkan lanjutnya, ketika merencanakan kehamilan, orangtua juga harus sudah mempersiapkan atau memikirkan nutrisi dan stimulasi apa yang dibutuhkan oleh anak.
Founder dan Direktur Jakarta Child Development Center (JCDC) Nadia Emanuella Gideon, M.Psi mengungkapkan, cara pengasuhan yang dilakukan orangtua berperan besar bagi perkembangan anak itu sendiri.
“Orangtua umumnya menggunakan motivasi dari luar diri anak yaitu hadiah atau hukuman yang justru memiliki banyak dampak negatif pada anak dan cara ini tidak melihat kemampuan berpikir, perasaan, dan fondasi biologis dari manusia untuk menjalin hubungan,” kata Nadia.
Nadia juga memaparkan data peningkatan kekerasan yang dilakukan anak, peningkatan penggunaan obat terlarang, dan perilaku negatif lainnya di Indonesia maupun negara lainnya. Hal itu menunjukkan adalah kesalahan dalam memahami perilaku anak dan pendekatan yang dilakukan selama ini kurang efektif.
Menurut Nadia, perkembangan anak perlu dimulai dan didasari oleh adanya interaksi dan koneksi yang hangat antara anak dengan orangtua ataupun orang dewasa di sekitar anak.