Tidak ada yang bisa menjamin pasien Covid-19 sembuh tak ternfeksi virus corona lagi. Ya, pasalnya beberapa laporan memperlihatkan infeksi lanjutan setelah sembuh.
Baru-baru ini, kasus pasien Covid-19 sembuh tapi terinfeksi lagi dialami seorang dokter di Israel. Ia dinyatakan positif Covid-19 pertama setelah menjalani pemeriksaan lengkap di Ramat Gan's Sheba Medical Center pada April lalu.
Lalu, pada Mei dan Juni dokter yang tidak disebutkan namanya tersebut dinyatakan negatif yang berarti dia telah sembuh dari Covid-19. Namun nahas, dia dinyatakan terinfeksi kembali pada Juli ini, menurut laporan New York Post.
Dengan adanya kasus ini, para peneliti kini meragukan kekuatan antibodi yang terbentuk dari pasien Covid-19. Ya, beberapa ahli sebelumnya bahkan merekomendasikan antibodi yang sudah ada di dalam darah pasien sembuh Covid-19 untuk dijadikan 'alat' penyembuhan infeksi Covid-19.
Keraguan itu tertuang di dalam laporan Advisory. Dikatakan di sana bahwa beberapa penelitian terbaru telah memicu pertanyaan tentang kekebalan virus corona di tubuh manusia.
Baca Juga : Upacara Online Viral di Medsos, Ada yang Berdiri 15 Menit Sambil Video Call
Sebagai contoh, hasil dari penelitian yang baru-baru ini dirilis dalam pracetak yang belum ditinjau oleh rekan penelitian menunjukkan bahwa antibodi yang terbentuk dari infeksi Covid-19 secara perlahan menurun kekuatannya dalam dua hingga tiga bulan setelah tubuh terinfeksi.
Lebih lanjut, Elitza Theel, direktur laboratorium serologi penyakit menular di Klinik Mayo mengatakan, para peneliti pun kini menemukan bahwa antibodi Covid-19 akan sangat tinggi kekuatannya sekitar 20 hingga 30 hari setelah virus pertama kali menginfeksi, tapi kemudian kekuatannya turun.
"Pasien tanpa gejala atau dengan gejala ringan yang paling terlihat jelas penurunan antibodinya," kata Elitza.