MUNCULNYA klaster perkantoran semakin mengkhawatirkan belakangan ini. Misalnya saja, sebagian perkantoran di DKI Jakarta terdapat karyawan positif Covid-19
Klaster perkantoran bisa ada karena adanya pegawai dengan kondisi tidak sehat bekerja di kantor, kurangnya sistem jaga jarak, atau salah satu karyawan positif Covid-19 di perjalanan dan menularkan rekan kerjanya.
Akibatnya, salah satu dari mereka yang sudah terpapar dapat menularkan kepada karyawan lain. Jika sudah demikian, sulit mendeteksi siapa saja yang sudah terpapar Covid-19. Terlebih jika mereka tidak menunjukkan gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG).
Salah satu antisipasi yang dapat dilakukan oleh karyawan lainnya ketika menghadapi situasi seperti ini adalah dengan melakukan tes. Seperti diketahui, ada dua jenis tes untuk menguji tubuh dari Covid-19, yakni rapid test dan RT PCR atau yang dikenal dengan swab test.
Baca Juga: Cegah Bertambahnya Klaster Perkantoran, Cukupkah Jaga Jarak dan Cuma Pakai Masker?
Umumnya, orang-orang memilih rapid test. Sesuai namanya, rapid test merupakan tes cepat yang hanya memerlukan sampel darah dengan waktu yang cukup singkat.
Namun sayangnya, rapid test dinilai tidak efektif. Dokter Spesialis Paru Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) mengatakan, pemeriksaan rapid test ini digunakan untuk mendeteksi antibodi yaitu lgM dan lgG, yang diproduksi tubuh untuk melawan virus corona.
"Jadi gini, kalau ada 1 orang positif Covid-19 di perkantoran, rapid test aja enggak cukup karena tes hasilnya enggak akurat, perlu swab test," ujarnya ketika dihubungi Okezone.