Semakin banyak generasi muda yang terkonfirmasi positif virus corona Covid-19 seiring pertambahan kasus secara global. Dalam studi terbaru terungkap bahwa generasi muda dan remaja yang melakukan vaping atau merokok tujuh kali lebih mudah terinfeksi Covid-19.
Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health. Anak muda yang hanya menggunakan vape lima kali lebih berisiko terinfeksi Covid-19. Penelitian tersebut bertujuan untuk menilai korelasi penggunaan rokok atau rokok elektronik di kalangan remaja terkait dengan Covid-19.
Melansir dari World of Buzz, Rabu (12/8/2020), metode survei online dilakukan di Amerika Serikat yang merupakan negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa generasi muda berusia 15 hingga 24 tahun memimpin peningkatan kasus Covid-19 yang baru di seluruh dunia. Orang yang masih muda juga berisiko lebih tinggi menularkan virus, yang cukup mengganggu.
Baca Juga : Intip Liburan Nia Ramadhani Basah-basahan di Kolam Renang, Bikin Gagal Fokus!
Kebiasaan menggunakan vaping dan merokok selalu tidak sehat dan dapat menyebabkan banyak penyakit pernapasan seperti paru-paru. Pada Februari 2020, ada laporan oleh para ahli medis yang menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi menderita Covid-19.
“Lihat, ini adalah pandemi. Inilah saatnya bagi Anda untuk berhenti dan tidak mulai vaping,” terang penulis senior penelitian tersebut, Bonnie Halpern-Felsher.
Meskipun penelitian tidak mengungkapkan alasan pasti tentang bagaimana vaping dapat meningkatkan kemungkinan generasi muda sakit, tapi kemungkinan karena cara vaping memengaruhi paru-paru serta sistem kekebalan tubuh manusia.
Para vapers atau perokok juga dapat terpapar Covid-19 karena alasan lain, contohnya karena berbagi perangkat vaping mereka. Jadi mungkin sekarang saatnya untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan Anda, terutama pada saat menghadapi pandemi Covid-19.
(hel)