Belum lama ini dunia maya dihebohkan dengan penampakan kue lapis Sarawak yang memiliki bentuk unik. Kue tradisional Malaysia ini memilki tampilan kaleidoskopik yang rumit dan proses pembuatannya yang melelahkan.
Kabarnya kue lapis serawak ini terinspirasi dari spit cake yang biasa dinikmati oleh penjajah Belanda. Sesuai dengan namanya, kue lapis Sarawak ini lahir di Sarawak, Malaysia sekira 1970-an. Jika dilihat secara seksama, kue lapis Sarawak ini adalah versi yang lebih kompleks dari kue lapis Betawi yang oleh orang Malaysia diangkat dalam bentuk seni.
Lapisan luar kue ini memiliki warna krem atau cokelat yang berfungsi dengan baik menyembunyikan kue bagian dalam yang rumit. Jika ingin melihat bentuk asli kue ini, Anda hanya cukup mengirisnya untuk mengungkap kaleidoskop, warna dan bentuk geometris yang membutuhkan pemikiran logis dan imajinasi untuk membuatnya.
Sebagaimana dilansir Oddity Central, Selasa (18/8/2020), membuat kue lapis Sarawak ini bisa memakan waktu antara empat hingga delapan jam lamanya. Semua tergantung pada kerumitan desain dan keahlian pembuatnya. Proses melelahkan ini dimulai dengan memanggang lapisan yang lembut dan menggembung ke dalam loyang.
Baca Juga : Gaya Jessica Iskandar Pamer Bikini, Tak Kalah Menggoda dari Nia Ramadhani!
Lapisan adonan berwarna kemudian ditambahkan secara bertahap, dan membutuhkan waktu sekira 10 menit dalam oven untuk setiap lapisan. Sebenarnya trik dalam membuat kue lapis Sarawak ini adalah memotong lapisan kue dan menyusunnya kembali dalam pola rumit dengan direkatkan menggunakan selai dan susu kental manis sebagai lem.
Pembuatan kue lapis Sarawak berpengalaman mengatakan bahwa membuat kue tradisional Malaysia ini terbilang sulit bagi mereka yang belum tahu. Pasalnya satu kesalahan saja bisa merusak desain sepenuhnya, sehingga Anda tidak memiliki apa-apa untuk ditampilkan selama berjam-jam bekerja keras di dapur.
“Bagi saya, ini mudah. Untuk seorang pelajar, saya rasa mereka tidak dapat memahaminya secepat ini. Itu sangat membingungkan,” terang Pembuat Kue Lapis Sarawak, Jennifer Chen.