Menjadi kekhawatiran baru bagi orangtua bahwa anaknya akan kecanduan gadget ketika terlalu lama sekolah daring. Interaksi yang terjadi terus menerus antara anak dan gadget tak menutup kemungkinan arahnya ke sana.
Namun, berdampak linearkah hal tersebut? Apakah ada hal yang kemudian bisa meminimalisir risiko tersebut?
Bicara mengenai sekolah daring, hingga saat ini pemerintah masih sepakat bahwa sekolah masih dilakukan tanpa tatap muka. Hal ini menjadi perhatian penuh dengan alasan keamanan dari paparan virus corona yang bisa terjadi di sekolah.
Karena itu, banyak sekolah yang masih belum memberlakukan sekolah pada umumnya. Namun, sekolah daring yang masih diandalkan sekarang ini membuat problematika tersendiri. Kekhawatiran kecanduan gadget pun mencuat. Tapi, apakah ini bisa terjadi?
Berbicara pada Okezone, Psikolog Klinis Meity Arianty menjelaskan bahwa risiko itu ada, namun dapat dicegah dengan peran orangtua yang sangat dominan di sini. Maksudnya adalah sebagai orangtua, Anda mesti menciptakan aturan baru di dalam rumah yang mengatur soal penggunaan gadget itu sendiri.
"Aku sebagai pengajar dan juga psikolog selalu sampaikan pentingnya aturan di dalam rumah. Karena dengan adanya aturan tersebut, anak-anak belajar tanggung jawab," papar Mei yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Gunadharma kemarin.
Menjadi catatan, aturan di rumah yang dibuat bukan hanya buah pikir orangtuanya. Tapi, orangtua mesti melibatkan si anak dalam pembuatan aturan tersebut, karena bagaimana pun si anak juga yang akan menjalankan aturan tersebut.
"Dengan orangtua mengajak anak membuat jadwal, mereka merasa itu bukan jadwal yang memberatkan karena hanya dibuat orangtuanya sendiri, tapi memang aturan yang dibuat bersama si anak. Artinya, si anak diajak untuk membuat jadwal dan mengajarkan si anak makna tanggung jawab dan mengerjakan apa yang sudah dia buat sebaik mungkin," ungkap Mei.
Baca juga: Potret Luna Maya Pakai Dress Koo Moon Young, Outfit Nyaris Rp100 Juta!
Mei menegaskan, membuat aturan di dalam rumah bukan hal yang kolot. Malah sebaliknya, orangtua dan anak belajar bagaimana menerapkan aturan sebaik mungkin dan ini akan sangat penting buat si anak.