Alat Pulse Oximeter tengah jadi perbincangan belakangan ini. Alat tersebut tampak populer di tengah-tengah Happy Hypoxia yang dialami pasien Covid-19. Beberapa orang berusaha memiliki alat berukuran kecil tersebut.
Menurut laman Healthline, pulse oximeter adalah alat berukuran kecil yang berfungsi untuk mengukut tingkat saturasi oksigen atau tingkat oksigen dalam darah seseorang. Alat ini menyerupai klip yang dijepitkan pada ujung jari dan dari sanalah angka bisa dibaca.
Oximeter banyak dipergunakan dalam pengaturan perawatan kritis seperti pasien di ruang gawat darurat atau rumah sakit. Beberapa dokter, seperti ahli paru, menggunakannya di ruang praktiknya.
Jadi, alat ini sejatinya digunakan untuk mengetahui seberapa baik jantung memompa oksigen ke seluruh tubuh Anda. Pada umumnya, pasien yang datang dengan keluhan radang paru-paru, kanker paru-paru, anemia, serangan jantung, asma, cacat jantung bawaan akan diukur saturasi oksigennya dengan alat ini, termasuk Covid-19.
Pada beberapa kondisi khusus, alat oximeter diperlukan misalnya untuk mengevaluasi apakah seseorang membutuhkan bantuan pernapasan, perlukah tindakan ventilator, pun mengevaluasi apakah seseorang berhenti bernapas sejenak saat tidur - biasanya terjadi pada pasien apnea.
Lantas, berapa angka saturasi yang dapat dikatakan normal? Dijelaskan di sana, saturasi oksigen orang sehat adalah 95-100 persen. Jika hasilnya memperlihatkan angka 92 atau kurang, diduga Anda berpotensi hipoksemia atau kekurangan oksigen.
Nah, apakah semua orang sekarang harus memiliki alat yang satu ini? Dokter Spesialis Paru di The Ohio State University Wexner Medical Center dr Jonathan Parsons, MD, mengatakan tidak harus Anda memiliki oximeter di rumah.
"Saya sarankan untuk tidak membelinya, karena alat ini digunakan untuk pasien penyakit paru-paru kronis yang signifikan atau bergantung pada oksigen," terangnya seperti dikutip dari laman Wexner Medical.
Penggunaan oximeter harus diawasi oleh dokter, meski pemantauan mandiri di rumah tidak dipersalahkan. Tapi, penggunaan alat ini adalah bagian dari rencana perawatan yang lebih intensif di rumah sakit.
Baca juga: 3 Obat Ini Turunkan Risiko Kematian Akibat Covid-19